Bahlil Ajak Negara Islam Ambil Peran dalam Hilirisasi di RI
Indonesia kini menggalakkan hilirisasi SDA
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengajak sejumlah negara Islam di dunia untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi tersebut berkaitan dengan hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang tengah digalakkan oleh pemerintah.
Ajakan itu disampaikan oleh Bahlil ketika menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam Annual Meetings Islamic Development Bank Group (IsDB) pada sesi The Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit (ICIEC) Outlook on Food Security, Green Economy, Tourism, and FDIs in Member Countries di Jeddah, pekan ini.
"Indonesia adalah negara dengan potensi yang sangat besar. Ke depan kita akan membangun ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia. Sebanyak 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia. Indonesia terus mendorong hilirisasi untuk menuju kepada negara maju. Maka dari itu, saya menawarkan kepada bapak-ibu semua agar bisa ikut mengambil bagian dan sampai dengan 2040 menuju Indonesia emas, masterplan desain pengelolaan investasi yang mengarah kepada hilirisasi pada delapan sektor komoditas unggulan yang potensi nilainya mencapai 545,3 miliar dolar AS," tutur Bahlil dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (14/5/2023).
Baca Juga: Arab Saudi Mau Investasi Energi Terbarukan dan Pembangunan RS di RI
1. Investasi dari negara Islam ke Indonesia masih minim
Bahlil menyayangkan masih minimnya investasi dari negara-negara Islam yang masuk ke Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata investasi negara-negara Islam hanya 5,5 persen dari total Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Indonesia.
"Terdapat fakta yang kontra produktif bapak-ibu sekalian. Di satu sisi, kita berbicara tentang bagaimana kekompakan negara-negara muslim. Tapi, sisi lain sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia justru dibanjiri investasi bukan dari negara Islam," kata Bahlil.
Baca Juga: Indonesia Impact Alliance Resmi Diluncurkan, Garap Investasi Berdampak