TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bahlil Ajak Negara Islam Ambil Peran dalam Hilirisasi di RI

Indonesia kini menggalakkan hilirisasi SDA

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi dalam sesi "How to Attract and Win Back Your Investors" di FIS 2023. (IDN Times/Herka Yanis)

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengajak sejumlah negara Islam di dunia untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi tersebut berkaitan dengan hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang tengah digalakkan oleh pemerintah.

Ajakan itu disampaikan oleh Bahlil ketika menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam Annual Meetings Islamic Development Bank Group (IsDB) pada sesi The Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit (ICIEC) Outlook on Food Security, Green Economy, Tourism, and FDIs in Member Countries di Jeddah, pekan ini.

"Indonesia adalah negara dengan potensi yang sangat besar. Ke depan kita akan membangun ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia. Sebanyak 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia. Indonesia terus mendorong hilirisasi untuk menuju kepada negara maju. Maka dari itu, saya menawarkan kepada bapak-ibu semua agar bisa ikut mengambil bagian dan sampai dengan 2040 menuju Indonesia emas, masterplan desain pengelolaan investasi yang mengarah kepada hilirisasi pada delapan sektor komoditas unggulan yang potensi nilainya mencapai 545,3 miliar dolar AS," tutur Bahlil dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (14/5/2023).

Baca Juga: Arab Saudi Mau Investasi Energi Terbarukan dan Pembangunan RS di RI

1. Investasi dari negara Islam ke Indonesia masih minim

ilustrasi investasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Bahlil menyayangkan masih minimnya investasi dari negara-negara Islam yang masuk ke Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata investasi negara-negara Islam hanya 5,5 persen dari total Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Indonesia.

"Terdapat fakta yang kontra produktif bapak-ibu sekalian. Di satu sisi, kita berbicara tentang bagaimana kekompakan negara-negara muslim. Tapi, sisi lain sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia justru dibanjiri investasi bukan dari negara Islam," kata Bahlil.

2. Investasi Indonesia kini berorientasi green energy dan industry

Ilustrasi green energy station Pertamina. (dok. Pertamina)

Bahlil menambahkan, arah kebijakan investasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko "Jokowi" Widodo kini berfokus pada hilirisasi yang berorientasi green energy dan industry.

Sejalan dengan itu, pemerintah telah menghentikan ekspor bahan mentah sejumlah komoditas SDA seperti nikel. Tahun ini hal sama bakal dilakukan untuk timah dan bauksit.

Penghentian ekspor bahan mentah ini menjadi wujud komitmen pemerintah Indonesia dalam merealisasikan hilirisasi industri.

"Kami sekarang lebih fokus untuk melakukan hilirisasi terhadap komoditas sumber daya alam. Sebelum dilakukan penghentian ekspor nikel, dulu pendapatan kami hanya 3,3 miliar dolar AS. Begitu ekspor disetop dan dilakukan hilirisasi, pendapatan kami dari nikel mencapai 30 miliar dolar AS," ujar Bahlil.

Baca Juga: Indonesia Impact Alliance Resmi Diluncurkan, Garap Investasi Berdampak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya