TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BI: 28 Negara Ajukan Bantuan Keuangan Kepada IMF

Kondisi ekonomi global yang tidak menentu jadi biang kerok

ilustrasi logo IMF (twitter.com/Oworock)

Jakarta, IDN Times - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, mengungkapkan ada 28 negara yang telah mengajukan permintaan bantuan keuangan kepada Dana Moneter International alias International Monetary Fund (IMF).

"Ini merupakan informasi di dalam pertemuan tahunan IMF yang baru saja selesai di Washington D.C, Amerika Serikat," ucap Destry, dikutip dari ANTARA, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga: Jokowi Dapat Info dari IMF: Ekonomi Indonesia Masih di Titik Terang

1. Perlambatan ekonomi global

Ilustrasi Grafik Penurunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Pengajuan bantuan keuangan yang disampaikan 28 negara tersebut bukannya tanpa alasan. Hal itu terjadi akibat perlambatan ekonomi secara global dan bahkan ramalan resesi pada 2023.

Adapun dunia saat ini tengah dihadapkan suatu kondisi penuh ketidakpastian yang sangat tinggi atau kerap disebut VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguty).

"Yang menyebabkan tekanan tidak hanya pada negara maju, melainkan juga negara berkembang," ucap Destry.

2. Gejolak VUCA terjadi di negara maju

Ilustrasi suku bunga (IDN Times/Umi Kalsum)

Destry menambahkan, jika dilihat dari episentrum terjadinya gejolak VUCA saat ini adalah di negara maju, terutama di AS.

Negeri Paman Sam menghadapi tekanan inflasi yang tinggi, kemudian direspons dengan kebijakan moneter melalui peningkatan suku bunga acuan agresif.

Kondisi tersebut semakin diperparah dengan peningkatan tensi geopolitik akibat perang antara Rusia dengan Ukraina

"Lalu ada juga fenomena heatwave di berbagai negara, kebijakan proteksionisme masing-masing negara, dan tambahan adanya kebijakan zero COVID di China yang membuat ekonomi negeri itu tertahan pertumbuhannya," ujar Destry.

Baca Juga: Mengenal Bank Indonesia, Sang Penjaga Nilai Rupiah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya