TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bos BRI Berharap Suku Bunga BI Gak Naik Jadi 7,5 Persen

Inflasi global jadi tantangan utama buat BRI dan perbankan

Direktur Utama BRI, Sunarso dalam acara Fortune Indonesia Summit 2022 pada Rabu (18/5/2022). (IDN Times/Herka Yanis)

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Sunarso, mengungkapkan tantangan utama bagi pihaknya secara khusus, dan industri perbankan secara umum.

Hal itu disampaikan Sunarso pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Selasa (24/1/2023).

"Tantangan yang paling utama adalah global inflation yang tinggi dan berimbas kepada kita," ucap Sunarso.

Baca Juga: Bertepatan dengan HUT ke-172, BRI Luncurkan QLola by BRI

1. Kenaikan suku bunga

Gedung Federal Reserve System (The Fed) Amerika Serikat (federalreserve.gov)

Oleh karena itu, kenaikan suku bunga menjadi respons utama yang diberikan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed.

Hal itu pun memberikan dampak buat bank sentral lainnya, termasuk Indonesia berupa kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Sunarso kemudian bercerita terkait dampak kenaikan suku bunga The Fed atau Fed Rate terhadap suku bunga BI.

"Ini sebagai gambaran saja, rumus yang kami yakini di BRI, setiap Fed Rate berada pada tingkat tertentu maka kira-kira BI Rate-nya itu harus selisihnya dua persen supaya rupiah kita aman. Nah sekarang Fed Rate sudah berada di 4,5 persen, kalau ditambah dua persen kan jadi 6,5 persen," tutur Sunarso.

2. Kenaikan suku bunga BI jangan sampai jadi 7,5 persen

Ilustrasi suku bunga (IDN Times/Umi Kalsum)

Di sisi lain, Sunarso berharap agar BI tidak menaikkan suku bunganya menjadi 7,5 persen.

Menurut dia, jika suku bunga BI naik jadi 6,5 persen sudah bisa menimbulkan panas pada industri perbankan, maka angka 7,5 persen bisa menimbulkan masalah lain, berupa kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL).

"Ya kita berdoa aja jangan sampai Fed Rate-nya naik terus kemudian mendorong BI sampai menjaga plus duanya tembus 7,5 persen. Kalau sampai tembus 7,5 persen persoalannya jadi lain, persoalan inflasi belum terkendali kemudian ditambah NPL hampir pasti," papar Sunarso.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya