TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ditutup ke Level Rp14.476, Rupiah Masih Perkasa Lawan Dolar AS

Rupiah stabil sepanjang hari pada hari ke-3 PPKM Darurat

Ilustrasi Uang Rupiah (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah berhasil mengungguli dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (5/7/2021) sore.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda ditutup menguat 56 poin atau 0,39 persen pada level Rp14.476 per dolar AS, dibandingkan penutupan pada akhir pekan atau Jumat (2/7/2021), yakni Rp14.532 per dolar AS.

Penguatan pada penutupan perdagangan sore ini melanjutkan tren positif sejak pembukaan pagi tadi.

Kurs rupiah dibuka menguat 45 poin ke level Rp14.487 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Senin pagi.

Baca Juga: Awal Pekan, Rupiah Dibuka Perkasa Lawan Dolar AS

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Ilustrasi Uang Rupiah (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Senin (5/7/2021), nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp14.482 per dolar AS.

Angka ini jauh lebih rendah dari kurs rupiah pada Jumat (2/7/2021) yang ada di level Rp14.564 per dolar AS.

2. Pelemahan dolar imbas dari laporan pekerjaan AS

Ilustrasi dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan bahwa pelemahan dolar AS terhadap rupiah dan mata uang lainnya sebagai imbas dari laporan pekerjaan Negeri Paman Sam.

"Dolar melemah terhadap mata uang lainnya, menghentikan kenaikan baru-baru ini, setelah laporan pekerjaan AS terbaru meredakan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga AS yang lebih awal dari perkiraan," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin sore.

Ibrahim menambahkan, laporan pekerjaan AS mengatakan bahwa non-farm payrolls tumbuh lebih tinggi dari perkiraan 850.000 pada bulan Juni.

Namun, tingkat pengangguran juga lebih tinggi dari yang diharapkan pada level 5,9 persen.

"Ini meredakan kekhawatiran bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan," ujar Ibrahim.

Baca Juga: Dampak PPKM Darurat, Hotel di Sleman Merugi sampai Rp700 Juta

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya