TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

2 Beban Terberat Garuda Indonesia di Mata Erick Thohir

Erick meminta Garuda Indonesia mengubah model bisnisnya

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di Lobi Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6/2021). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan, ada dua beban terberat yang ditanggung PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk saat ini.

Beban terberat pertama, kata Erick, adalah berkaitan dalam menangani lessor atau pihak yang menyewakan pesawat kepada Garuda Indonesia.

"Sejak awal kami di kementerian meyakini bahwa memang salah satu masalah terbesar di Garuda itu menangani lessor. Di situ ada 36 lessor yang memang harus kita petakan ulang," ungkap Erick, dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (3/6/2021).

Baca Juga: Fakta-fakta Upaya Penyelamatan Garuda Indonesia dari Krisis Keuangan

1. Erick minta Garuda Indonesia melakukan renegosiasi kepada para lessor

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Oleh sebab itu, Erick meminta Garuda Indonesia untuk melakukan negosiasi ulang atau renegosiasi kepada para lessor tersebut.

Renegosiasi itu dilakukan kepada semua lessor, baik yang sudah dinyatakan bekerja sama dalam kasus-kasus koruptif dan juga lessor yang tidak terkait dengan kasus-kasus koruptif tersebut.

"Mana lessor yang sudah masuk kategori dan bekerja sama di kasus yang sudah dibuktikan koruptif, nah itu yang pasti kita akan stand still dan bahkan nego keras. Tetapi kita juga mesti jujur memang ada lessor yang tidak ikutan kasus itu, tetapi pada hari ini kemahalan karena kondisi, ini juga yang kita harus negosiasi ulang," tutur Erick.

2. Model bisnis Garuda Indonesia mesti berubah

Ilustrasi Pesawat Garuda Indonesia (IDN Times/Sunariyah)

Kemudian, beban terberat kedua yang ditanggung Garuda Indonesia adalah berkaitan dengan model bisnisnya.

Menurut Erick, model bisnis Garuda dan juga BUMN lainnya selama dan setelah COVID-19 haruslah berubah, tak lagi sama seperti masa-masa sebelum pandemik.

"Khusus untuk Garuda, kita bisa lihat dari data sebelumnya bahwa memang sebenarnya traveling yang ada di Indonesia 78 persen itu domestik dan hanya 22 persen asing. Nah, kebetulan kita negara kepulauan, mestinya kita lebih baik fokus domestik," jelas dia.

Maka dari itu, Erick mendorong tidak hanya Garuda Indonesia, melainkan juga anak usahanya Citilink untuk fokus pada pasar penerbangan domestik supaya meringankan beban finansial yang ditanggung saat ini.

"Jadi salah satu yang kami fokuskan ke depan, Garuda dan Citilink akan fokus kepada domestik market, bukan internasional market," ujar Erick dalam konferensi pers, di Lobi Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6/2021).

Erick mengaku, hal tersebut sudah dibicarakan langsung dengan direksi Garuda sejak jauh hari, bahkan sebelum pandemik COVID-19 melanda Indonesia.

"Ini sudah dibicarakan di bulan November-Januari sebelum COVID-19 kepada direksi Garuda, kita sudah bilang fokus domestik," jelas dia.

Baca Juga: Erick Thohir Bakal Pangkas Anggota Dewan Komisaris Garuda Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya