TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Erick Thohir: Abu Dhabi Suntik Investasi Rp145 Triliun ke Indonesia

Dana investasi diberikan ke Lembaga Pengelola Investasi

Menteri BUMN Erick Thohir memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (11/12) (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memastikan pengelola dana abadi atau sovereign wealth fund Abu Dhabi yang bernaung dalam Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) telah berkomitmen untuk investasi senilai 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS) ke SWF Indonesia atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI).

Adapun nilai investasi ADIA tersebut jika dikonversikan ke rupiah menjadi sekitar Rp145 triliun.

"Alhamdulillah, dari ADIA sudah mengumumkan untuk investasi 10 miliar dolar AS di Indonesia," ujar Erick dalam acara Millennial Hub 2021 yang diselenggarakan oleh Millennial Fest dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belgia, Sabtu (17/4/2021).

Baca Juga: 5 Perusahaan Sekuritas yang Bisa Menjadi Pilihan Investasi 

1. ADIA melengkapi investasi ke LPI dari SWF negara lainnya

Jalan Presiden Jokowi di Abu Dhabi (Dokumentasi KBRI Abu Dhabi)

Komitmen ADIA untuk menanamkan modalnya di Indonesia melalui LPI, yang juga disebut sebagai Indonesia Authority Investment (INA), melengkapi investasi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa SWF negara lain.

Di antaranya adalah US International Development Finance Corporation (USDFC) senilai 2 miliar dolar AS (setara Rp29 triliun) dan Japan Bank for International Cooperation (JIBC) senilai 4 miliar dolar (senilai lebih dari Rp58 triliun).

"Juga sudah ada CDPQ dari Kanada, APG dari Belanda, yang semua dana pensiun komitmen untuk menjadi bagian dari kesempatan membangun Indonesia, karena mereka percaya masa depan ekonomi kita luar biasa," jelas Erick.

2. Pentingnya kehadiran LPI bagi pembangunan infrastruktur Indonesia

Presiden RI Joko Widodo Lantik Lima Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI) (Dok. Biro Humas Kemenkeu)

Kepada para pelajar Indonesia di luar negeri, Erick menjelaskan betapa pentingnya LPI atau INA untuk pembangunan infrastruktur di dalam negeri.

Melalui LPI, Indonesia tidak akan bergantung lagi pada utang untuk bisa membangun infrastruktur. Hal ini penting mengingat biaya logistik di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia.

"Kami bangun infrastruktur dengan modal, bukan lagi utang. Indonesia juga logistiknya masih mahal, 23 persen. Sedangkan, dunia kurang lebih 12 persen," sambung Erick.

Baca Juga: Skema Ponzi, Investasi Bodong yang Rugikan Banyak Investor

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya