TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta-Fakta IPO GoTo, Wajib Simak Sebelum Beli Sahamnya!

Harga saham GoTo lebih murah dari BUKA!

Twitter @gojekindonesia

Jakarta, IDN Times - Rencana PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk alias GoTo untuk go public kian mendekati kenyataan. Hasil merger dua perusahaan teknologi besar asli Indonesia itu baru saja menyelesaikan due diligence meeting dan public expose pada Selasa (15/3/2022).

Ini adalah rangkaian sebelum GoTo benar-benar melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Langkah ini adalah salah satu momen paling membanggakan dalam sejarah perusahaan, yang memasuki tahap akhir untuk menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di BEI," tutur CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo, dalam Public Expose, Selasa (15/3/2022).

Berikut ini sejumlah fakta yang berhasil dihimpun IDN Times berkaitan dengan rencana IPO GoTo.

Baca Juga: Segera IPO, Segini Harga Saham GoTo!

1. GoTo tawarkan 52 miliar lembar saham dalam penawaran perdananya

CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo dalam Public Expose GoTo. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Berdasarkan prospektus yang diperoleh IDN Times, GoTo menawarkan 52 miliar lembar saham seri A dalam penawaran umum perdananya ini. Seluruhnya merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel emiten.

Nilai nominal Rp1 per saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya 4,35 persen dari modal ditempatkan dan, disetor emiten setelah penawaran umum perdana saham.

Baca Juga: GoTo Targetkan Raup Pendanaan Rp15,2 Triliun dari IPO 

2. Harga awal saham GoTo

Beri kemudahan pada pelanggan (Dok. GoTo)

Adapun harga saham yang ditawarkan GoTo kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp316-Rp346 setiap saham. Harga awal saham GoTo lebih murah dibandingkan perusahaan teknologi pertama yang IPO, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Harga awal saham BUKA dibanderol sebesar Rp850 per saham.

Dengan nilai penawaran umum perdana, GoTo berpeluang meraup dana jumbo Rp17,992 triliun dari penjualan saham dan greenshoe. Dengan perkiraan kapitalisasi pasar saat pencatatan di BEI yang juga jumbo, sekitar Rp 376,6 triliun hingga dan Rp 413,7 triliun.

3. Timeline bookbuilding hingga listing di BEI

ilustrasi bursa saham (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Masa bookbuilding ditetapkan mulai hari ini atau 15 Maret hingga 21 Maret 2022.

GoTo menargetkan bisa memperoleh pernyataan efektif dari OJK pada 25 Maret. Sementara penawaran umum dijadwalkan pada 29-31 Maret.

Targetnya, GoTo bisa mulai memperdagangkan saham di BEI pada 4 April mendatang.

Baca Juga: Siap ke BEI, GoTo Tunjuk Dua Penjamin Emisi

4. GoTo targetkan raup pendanaan Rp15,2 triliun dari IPO

Gojek dan Tokopedia sah merger menjadi GoTo (Dok. Tokopedia)

GoTo menargetkan raihan pendanaan setidaknya Rp15,2 triliun atau mencapai 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dari IPO tersebut. Hal tersebut berpotensi membuat GoTo jadi salah satu IPO dengan salah satu nilai terbesar di Indonesia.

Saat ini, nilai IPO terbesar di Indonesia dipegang oleh BUKA yang resmi IPO pada Agustus tahun lalu.

5. Alokasi penggunaan dana hasil IPO

Infografis IPO GoTo (IDN Times/Aditya Pratama)

GoTo akan menggunakan dana hasil IPO tersebut untuk modal kerja dan meningkatkan penyertaan di anak perusahaan. Modal kerja tersebut akan digunakan antara lain untuk akuisisi pelanggan, penjualan dan pemasaran, serta pengembangan produk meliputi penambahan fitur, pembaruan teknologi dan inovasi produk atau teknologi baru.

Selain itu, modal kerja juga akan digunakan untuk beban operasional dengan alokasi:

  • GoTo - 30 persen
  • Tokopedia - 30 persen
  • PT DAB (Gopay) - 25 persen
  • PT MAB (bagian dari GoFinance) - 5 persen
  • VDIGI SG Ltd (Gojek Singapura) - 5 persen
  • Go Viet Ltd (Gojek Vietnam) - 5 persen

6. GoTo jadi perusahaan teknologi kedua yang bakal IPO di BEI

Gojek dan Tokopedia resmi merger dengan membentuk Grup GoTo. (dok. Gojek)

GoTo bakal menjadi perusahaan teknologi kedua yang akan melantai di BEI setelah pada Agustus tahun lalu Bukalapak resmi IPO. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menjadi perusahaan atau startup teknologi pertama di Indonesia yang menawarkan sahamnya ke publik.

Ada tiga sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau joint lead underwriters untuk penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Ketiga sekuritas tersebut adalah PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

7. Berencana dual listing

(Ilustrasi Bursa Efek di New York) ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Segar

Dalam konferensi pers, CEO Grup GoTo Andre Soelistyo mengaku berencana melantai di bursa saham negara lain alias dual listing.

Ada beberapa opsi bursa yakni, York Stock Exchange (NYSE), National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ), Hong Kong Stock Exchange (HKSE), Singapore Stock Exchange (SGX), atau London Stock Exchange (LSE).

Namun, GoTo belum bisa memastikan bakal melantai di negara mana karena masih banyak pertimbangan dan perlu melalui berbagai kajian.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya