Laporan Keuangan BUMN Digabung, Utang Rp1.500 T dan Laba Rp124,7 T
Total revenue BUMN tembus Rp2.292,5 triliun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir secara resmi meluncurkan laporan keuangan konsolidasi BUMN. Hal tersebut mencakup seluruh laporan keuangan perusahaan pelat merah yang dijadikan satu.
Erick mengatakan, laporan keuangan konsolidasi BUMN jadi salah satu bagian dari transformasi yang diusung dirinya sejak menjabat sebagai menteri beberapa tahun lalu.
"Tranformasi BUMN ini tidak hanya kita melakukan transformasi untuk di business model, human capital, business process, dan lain-lainnya, tetapi kita juga ingin memastikan adanya transformasi laporan keuangan yang terkonsolidasi karena tentu sebagai perusahaan milik negara, penting sekali mempunyai buku yang kita bisa baca bersama-sama," ucap Erick dalam peluncuran laporan tahunan konsolidasi Kementerian BUMN di Jakarta, Rabu (28/9/2022).
Baca Juga: Pendapatan BUMN Selama 2021 Tembus Rp2.292,5 T, Hampir Setara APBN!
1. Manfaat laporan keuangan terkonsolidasi
Erick pun mengungkapkan sejumlah manfaat di balik terkonsolidasinya laporan keuangan BUMN.
Salah satunya bisa jadi sarana untuk mengidentifikasi kinerja BUMN. Selain itu, bisa juga menjadi semacam peringatan dini alias early warning system untuk para perusahaan pelat merah.
"Kita juga bisa memprediksi keberlanjutan atau strategi besar BUMN ke depannya," kata Erick.
Baca Juga: Setoran Dividen BUMN ke Negara Tembus Rp38,9 Triliun per Agustus 2022
Baca Juga: Daftar 10 BUMN dengan Setoran Dividen Terbesar ke Negara