TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pabrik Baterai Mobil Listrik Langkah Tepat Hentikan Ekspor SDA Mentah

Ekspor nikel jadi memiliki nilai tambah bagi Indonesia

Presiden Jokowi menyaksikan groundbreaking pembangunan Pabrik Industri Kendaraan Listrik PT HKML Baterai Indonesia di Karawang, Jawa Barat pada Rabu (15/9/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia resmi dimulai pekan lalu di Karawang, Jawa Barat. Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan bahwa pembangunan pabrik ini merupakan wujud keseriusan pemerintah melakukan hilirisasi industri.

Pengamat ekonomi energi Universitas Gajah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengapresiasi pembangunan tersebut sebagai langkah tepat pemerintah untuk mulai mengakhiri penjualan sumber daya alam (SDA) mentah ke luar negeri.

"Ini sangat tepat dan harus dikelola terus menerus sampai jadi industri dan kalau ini berhasil kan tentunya investasi masuk, membuka lapangan pekerjaan, dan itu akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi juga," ucap Fahmy, kepada IDN Times, Jumat (24/9/2021).

Baca Juga: Bahlil Ajak Eropa Investasi di Industri Baterai Mobil Listrik RI

1. Meningkatkan nilai tambah nikel

Ilustrasi pertambangan nikel. ANTARAFOTO/Jojojn

Selain sebagai langkah untuk menghentikan ekspor SDA mentah, pabrik baterai kendaraan listrik ini dipandang Fahmy dapat menjadi cara untuk meningkatkan nilai tambah nikel.

Seperti diketahui bahwa produksi nikel di dalam negeri begitu melimpah sehingga sayang rasanya jika dijual dalam bentuk mentah.

"Nikel diolah di dalam negeri kemudian dijadikan baterai dan kemudian akan berkembang juga mobil listrik di Indonesia. Kita tahu ada beberapa investor yang masuk sehingga baterai itu bisa dipakai untuk mobil listrik dalam negeri, bisa juga diekspor karena permintaan baterai itu cukup tinggi," tutur Fahmy.

2. Pemerintah perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif

Ilustrasi investasi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Kendati demikian, pabrik baterai kendaraan listrik tersebut diperkirakan baru bisa memproduksi massal baterai untuk dijual ke pasaran pada 2024 mendatang.

Oleh sebab itu, pemerintah perlu menyiapkan beberapa hal sebelum bisa memproduksi baterai kendaraan listrik secara massal.

"Yang jelas pemerintah pemerintah harus menciptakan iklim investasi yang kondusif karena baik baterai atau mobil listriknya kan mengundang investor ya, tidak bisa dilakukan BUMN sendiri," ucap Fahmy.

Kedua, lanjut dia, pemerintah bisa memberikan insentif dari sisi fiskal seperti tax holiday atau pembebasan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk kendaraan listrik.

"Berikutnya dengan memperlancar berbagai perizinan baik di pusat dan daerah. Kalau bisa perizinannya ada di satu pintu sehingga memudahkan investor yang masuk, apakah dalam keterkaitannya dengan baterai tadi atau juga nanti dalam pengembangan mobil listrik," ujar Fahmy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya