TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

The Fed Pertahankan Kebijakan Moneter, Rupiah Dibuka Melemah Tipis

Rupiah berpotensi menguat hari ini

Ilustrasi Kurs Rupiah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah dibuka melemah tipis 3 poin ke level Rp14.490 per dolar AS pada pembukaan perdagangan, Kamis (29/7/2021).

Dilansir Bloomberg, hingga pukul 09.40 WIB, kurs rupiah masih terus mengalami pelemahan hingga 9 poin atau 0,06 persen ke level Rp14.496 per dolar AS.

Sebelumnya pada penutupan perdagangan Rabu (28/7/2021) sore, kurs rupiah ditutup menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.487 per dolar AS.

Baca Juga: Jelang Keputusan The Fed, Rupiah Menguat Tipis Lawan Dolar

1. Rupiah berpotensi menguat hari ini

Ilustrasi Uang Rupiah (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra menyatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS tidak akan terjadi sepanjang hari ini.

Ariston melihat, rupiah berpotensi menguat pada penutupan perdagangan sore nanti.

"Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS hari ini setelah dini hari tadi, Bank Sentral AS memberikan penegasan masih akan mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter," ujar Ariston, dalam keterangan tertulisnya kepada IDN Times.

Menurut Ariston, pernyataan Bank Sentral AS pada dini hari tadi memberikan arahan jelas bagi para pelaku pasar bahwa tingkat suku bunga tidak akan dinaikkan dalam waktu dekat, meskipun ekonomi AS sudah membaik saat ini.

2. Kasus COVID-19 terus membayangi pasar

Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, kasus COVID-19 masih terus membayangi pasar. Keberadaannya diyakini Ariston mampu mendorong pelemahan terhadap dolar AS.

"The Fed masih mengkhawatirkan soal perkembangan kasus COVID-19 varian Delta dan masih banyaknya warga yang belum mendapatkan pekerjaan. Sikap ini mendorong pelemahan nilai tukar dolar AS," ujar dia.

Di sisi lain, kasus COVID-19 tersebut juga bisa menahan penguatan rupiah mengingat tren di Indonesia saat ini masih belum menurun signifikan.

"Kasus COVID-19 yang masih meninggi di Tanah Air bisa menahan penguatan nilai tukar rupiah," ucap Ariston.

Baca Juga: [UPDATE] RI Masih Rekor Kasus Kematian Harian COVID Tertinggi di Dunia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya