TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada! Ini 10 Pekerjaan yang Terancam Punah dan Digantikan AI

Teknologi AI mulai merambah banyak sektor

ilustrasi artificial Intelligence (pixabay.com/geralt)

Jakarta, IDN Times - Kehadiran bot berbasis kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) telah digunakan untuk banyak hal. Penggunaannya di antara lain untuk menulis cover letter, buku-buku anak, dan bahkan menjadi sumber bantuan bagi pelajar dan mahasiswa dalam menuliskan esainya.

Salah satu bot berbasis AI yang menyita perhatian beberapa waktu belakangan ini adalah ChatGPT. ChatGPT sendiri disebut sebagai platform AI yang sangat baik dalam menjawab pertanyaan konsumen, cukup baik membuat dokumen pelatihan, dan sangat kuat dalam menjawab beberapa pertanyaan soal strategi korporasi.

Kendati begitu, pengguna ChatGPT juga menemukan bahwa bot tersebut dapat menimbulkan misinformasi, salah menjawab permasalahan coding, dan salah dalam melakukan penghitungan matematika dasar.

Keberadaan AI kemudian dianggap seperti dua mata pisau lantaran diprediksi dapat menjadi bencana bagi beberapa pekerjaan yang ada saat ini. Riset Universitas Oxford pada 2013 silam menemukan, 47 persen pekerjaan di Amerika Serikat (AS) bisa tereliminasi dengan kehadiran AI dalam 20 tahun ke depan.

Business Insider kemudian merincikan sejumlah pekerjaan yang terancam lewat kehadiran AI. Berikut daftarnya.

Baca Juga: 7 Jenis Profesi Bakal Hilang, 36 Juta Pekerja Jadi Korban

Baca Juga: Hadapi Digitalisasi Sistem Pajak Nasional, Ini 5 Langkah bagi Pebisnis

1. Pekerjaan sektor teknologi (Pembuat kode, programer, teknisi perangkat lunak, analis data)

pixabay.com/Free-Photos

Pekerjaan yang berkaitan dengan coding dan pemrograman komputer memang membutuhkan keahlian tertentu. Namun, bukan tidak mungkin AI mampu mengisi pekerjaan tersebut pada masa mendatang.

Salah satu hal yang membuat platform AI menjadi ancaman bagi pekerjaan tersebut karena cerdas dalam menghitung angka dengan akurasi cukup baik.

Faktanya, teknologi canggih seperti AI dapat menghasilkan kode lebih cepat daripada manusia. Itu berarti pekerjaan coding dan lainnya dapat diselesaikan dengan lebih sedikit karyawan.

Baca Juga: Aturan OJK Baru, Industri Jasa Keuangan Genjot Inklusi dan Literasi

2. Pekerjaan di sektor media (periklanan, pembuatan konten, menulis, dan jurnalisme)

ilustrasi jurnalis (IDN Times/Aditya Pratama)

Pekerjaan di sektor media, termasuk periklanan, penulisan teknis, jurnalisme, dan peran apa pun yang melibatkan pembuatan konten dapat terpengaruh oleh kehadiran AI.

Hal itu lantaran AI mampu membaca, menulis, dan mengerti dengan baik data yang berbasis teks.

Industri media pun saat ini sudah mulai bereksperimen menciptakan konten tulisan dengan menggunakan AI.

Kendati begitu, sebagian besar pekerjaan di media tersebut masih butuh sentuhan manusia ketimbang murni dari AI.

3. Pekerjaan di industri hukum (paralegal, asisten hukum)

freepik

Sama seperti pekerjaan di industri media, pekerjaan di industri hukum seperti paralegal dan asisten hukum bertanggung jawab untuk mengonsumsi informasi dalam jumlah besar, mensintesis apa yang mereka pelajari, kemudian membuatnya dapat dicerna melalui ringkasan atau opini hukum.

Pekerjaan yang berbasis bahasa tersebut pun rentan untuk mendapatkan otomatisasi.

Namun, AI tidak akan sepenuhnya mampu mengotomatisasi pekerjaan tersebut karena memerlukan tingkat penilaian manusia untuk memahami apa yang diinginkan klien atau pemberi kerja.

4. Analis riset pasar

IDN Times/Arief Rahmat

AI memiliki fungsi sangat baik untuk menganalisis data dan memprediksi hasil. Hal itu menjadi alasan mengapa pekerjaan sebagai analis riset pasar bisa terancam lewat kehadiran AI.

Pada dasarnya, seorang analis riset pasar bertanggung jawab untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi tren dalam data tersebut, dan kemudian menggunakan apa yang mereka temukan untuk merancang kampanye pemasaran agar efektif serta memutuskan di mana menempatkan iklan.

5. Guru

Ilustrasi Profesi (Guru) (IDN Times/Mardya Shakti)

Para guru saat ini khawatir jika siswanya menggunakan teknologi AI, khususnya ChatGPT untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan.

Namun, menurut Pengcheng Shi, seorang dekan di Departemen Komputasi dan Ilmu Informasi di Institut Teknologi Rochester, mereka (guru) juga harus memikirkan tentang keamanan pekerjaan mereka.

"ChatGPT bisa dengan mudah mengajar di kelas. Meskipun memiliki bug dan ketidakakuratan dalam hal pengetahuan, ini dapat dengan mudah diperbaiki. Pada dasarnya, Anda hanya perlu melatih ChatGPT," ucap Shi kepada New York Post.

6. Pekerjaan di industri keuangan (analis keuangan, penasihat keuangan pribadi)

ilustrasi pekerjaan analis data (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Seperti analis riset pasar, analis keuangan, penasihat keuangan pribadi, dan pekerjaan lain di bidang keuangan pribadi yang memerlukan manipulasi data numerik dalam jumlah besar dapat dipengaruhi oleh AI.

AI dapat mengidentifikasi tren di pasar, menyoroti investasi dalam portofolio apa yang lebih baik dan lebih buruk.

AI juga mampu mengomunikasikan semua itu dan kemudian menggunakan berbagai bentuk data lainnya, seperti perusahaan keuangan untuk memperkirakan campuran investasi yang lebih baik.

7. Desainer grafis

ilustrasi seorang desainer grafis (forafinancial.com)

Dalam postingan Harvard Business Review bulan Desember, tiga profesor menunjuk ke DALL-E, alat AI yang dapat menghasilkan gambar dalam hitungan detik sebagai pengganggu potensial industri desain grafis.

Kehadiran platform AI tersebut dapat membuat orang semakin mudah memanipulasi gambar dan meminimalisir pekerjaan sebagai desainer grafis.

8. Agen layanan konsumen

ilustrasi customer service (Pexels/Petr Macháček)

Kamu mungkin pernah mengalami menelepon atau mengobrol dengan layanan pelanggan perusahaan dan mendapatkan jawaban dari robot. Teknologi AI pun diprediksi dapat melanjutkan tren ini.

Sebuah studi dari perusahaan riset teknologi Gartner tahun lalu memperkirakan bahwa chatbots akan menjadi saluran layanan pelanggan utama bagi sekitar 25 persen perusahaan pada 2027 nanti.

9. Trader saham

Ilustrasi pergerakan saham. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Shi dari Institut Teknologi Rochester juga mengatakan kepada New York Post bahwa sejumlah pekerjaan di Wall Street juga bisa terancam melalui kehadiran AI.

"Di bank investasi, orang-orang dipekerjakan setelah lulus kuliah, dan menghabiskan dua, tiga tahun untuk bekerja seperti robot dan melakukan pemodelan Excel, Anda bisa menggunakan AI untuk melakukan itu," beber Shi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya