TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Di Tengah Boikot, Penjualan Sari Roti Justru Meningkat

Penjualan mereka melampaui rata-rata industri nasional

Qerja via Rappler

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, produsen Sari Roti, mengumumkan hasil penjualan tahun 2016. Berdasarkan laporan keuangan mereka, penjualan Sari Roti menunjukkan hasil positif. Ini adalah kabar yang cukup mengejutkan. Pasalnya, pada akhir 2016 lalu ada upaya boikot terhadap Sari Roti oleh massa dan pendukung aksi 212 yang menuntut proses hukum terhadap terdakwa dugaan penisataan agama, Basuki Tjahaja Purnama. 

Aksi boikot bermula ketika ribuan massa menggelar akis pada 2 Desember 2016 lalu. Saat aksi 212 digelar di ibu kota, di media sosial ramai beredar foto-foto gerobak Sari Roti dengan tempelan 'Gratis untuk Mujahid'. Tak sedikit yang berpikir bukan hanya penjual Sari Roti keliling yang ingin terlibat dalam demonstrasi tersebut, tapi juga produsen. 

Pihak Sari Roti kemudian memberikan klarifikasinya bahwa itu dilakukan tanpa seizin perusahaan. Niat klarifikasi itu justru ditanggapi berbeda oleh para peserta aksi. Mereka balik menuduh bahwa produsen Sari Roti mendukung Ahok. Akhirnya, mereka mengajak untuk melakukan pemboikotan terhadap Sari Roti.

Baca Juga: Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi?

Sepanjang 2016 penjualan Sari Roti mengalahkan produk roti lain.

Qerja via Rappler

Dikutip dari Kompas, pada 2016, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk mampu memperoleh penjualan sebesar Rp 2,52 triliun. Jumlah tersebut meningkat 16 persen dibandingkan penjualan 2015. Sedangkan laba bersihnya juga mengalami kenaikan 3,48 persen, yakni, sebesar Rp 279,9 miliar. Dari data ini, Sari Roti mampu melampaui pertumbuhan industri roti nasional yang berada di angka 8,5 persen.

Permintaan terhadap produk Sari Roti tetap tinggi meski sempat ada aksi boikot.

twitter.com/Netizen_News

Hasil positif yang ditunjukan oleh Sari Roti itu disebabkan oleh permintaan terhadap produk Sari Roti yang tetap tinggi walau daya beli masyarakat secara umum melemah. Ini juga menunjukkan bahwa upaya boikot yang sempat digalakan terhadap Sari Roti tak berpengaruh pada penjualan. Ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Marlene Tanumihardja, analis dari Samuel Sekuritas Indonesia. "Aksi boikot menjelang akhir tahun lalu tidak mempengaruhi kinera bottom line perusahaan."

Baca Juga: Mirip Film Zombie, Begini Kondisi Mal di Amerika yang Tutup karena Kalah Saing

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya