TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

APBN Defisit Rp237,7 Triliun di Pertengahan Desember

1,22 persen dari PDB, di bawah proyeksi pemerintah

ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit hingga 14 Desember 2022. Artinya, penerimaan negara lebih rendah dibandingkan belanja yang digelontorkan.

"Overall postur (APBN) sudah defisit Rp237,7 triliun," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN edisi Desember, Selasa (20/12/2022).

Baca Juga: Pemerintah-Banggar Sepakati RUU APBN 2023, Defisit APBN 2,8 Persen

Baca Juga: Kemenkeu Pede Tekor APBN Bisa di Bawah 2,8 Persen Tahun Ini

1. Defisit APBN lebih rendah dari proyeksi

ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Defisit APBN per 14 Desember 2022 jauh lebih kecil dibandingkan yang diproyeksikan dalam Perpres 98/2022 yang sebesar Rp840,2 triliun.

"Angka defisit ini jauh lebih kecil dari perpres dan jauh lebih kecil dibanding defisit tahun lalu yang posisi 14 Desember mencapai Rp617,4 triliun," tuturnya.

Secara persentase terhadap PDB, defisit per 14 Desember adalah 1,22 persen. Tahun lalu, defisitnya mencapai 3,64 persen dari PDB. Sedangkan batasan yang ditetapkan di dalam Perpres 98/2022 adalah 4,5 persen.

Baca Juga: Biaya Proyek Kereta Cepat Bengkak Rp21,4 Triliun, Butuh Suntikan APBN

2. Pendapatan negara capai Rp2.479,9 triliun

Ilustrasi Pajak (IDN Times/Arief Rahmat)

Pendapatan negara per 14 Desember telah mencapai Rp2.479,9 triliun atau tumbuh 36,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Dijelaskan lebih rinci, penerimaan pajak sebesar Rp1.634,4 triliun atau tumbuh 41,9 persen. Penerimaan bea dan cukai sebesar Rp293 triliun atau tumbuh 20 persen. Selanjutnya penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp551,1 triliun atau tumbuh 33,2 persen secara tahunan.

"Jadi kalau dilihat dari penerimaan semuanya mengalami kenaikan double digit, tinggi sekali di atas penerimaan tahun lalu yang sudah tumbuh double digit di atas 20 persen. Ini adalah cerita konsolidasi dari APBN yang mendapatkan dukungan dari pemulihan ekonomi yang sangat tinggi," tutur Sri Mulyani.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya