TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dunia Usaha di AS Lesu, Rupiah Melesat Sore Ini

Rupiah menguat 17,5 poin

Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (26/1/2023).

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat 17,5 poin atau 0,12 persen ke Rp14.947,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan. Posisi rupiah sore ini membalikkan tren negatif pagi ini yang melemah sebanyak 8 poin ke level Rp14.973 per dolar AS pada pembukaan perdagangan.

Sedangkan pada penutupan perdagangan Rabu (25/1/2023), mata uang Garuda melemah 77,5 poin atau 0,52 persen ke Rp14.965 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG Gaspol Hari Ini, AGRO-GGRM 'To The Moon'

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Sedangkan berdasarkan data perdagangan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), rupiah melemah ke Rp14.964 per dolar AS pada Rabu (25/1/2023).

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kurs rupiah pada Rabu (25/1/2023) yang ada di level Rp14.958 per dolar AS.

2. Kekhawatiran resesi terjadi di AS semakin menguat

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan dolar AS bertahan mendekati level terendah selama delapan bulan terhadap mata uang utama lainnya karena pendapatan perusahaan AS yang suram. Itu memicu kekhawatiran resesi dan para pedagang tetap waspada menjelang serangkaian pertemuan bank sentral minggu depan.

Ditambah lagi terjadi serangkaian pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sektor teknologi. Itu telah memperdalam kekhawatiran akan penurunan ekonomi yang tajam di AS.

"Membuat investor mengurangi ekspektasi tentang berapa lama lagi Federal Reserve perlu menaikkan suku bunga secara agresif," ujar Ibrahim.

Komite penetapan kebijakan the Fed akan memulai pertemuan dua hari pada minggu depan. Pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga acuan the Fed sebesar 25 basis poin (bps), turun dari kenaikan 50 bps dan 75 bps bank sentral yang terlihat tahun lalu.

Menjelang itu, Departemen Perdagangan akan merilis perkiraan awal produk domestik bruto (PDB) kuartal IV-2022 AS pada hari Kamis.

"Sementara itu, pasar mengharapkan pembuat kebijakan di Bank Inggris dan Bank Sentral Eropa (ECB), yang juga akan bertemu minggu depan, untuk memberikan kenaikan suku bunga 50 bps. ECB terlihat kemungkinan besar akan tetap hawkish," tambahnya.

Baca Juga: Rupiah Melemah Tipis Pagi Ini, Dekati Rp15 Ribu per Dolar AS

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya