TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Faisal Basri Kritik Hilirisasi SDA, Jokowi Beberkan Data Ini

Klaim kontribusi terhadap PDB meningkat

Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter, Kab. Muara Enim pada Senin (24/1/2022). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo merespons kritik dari ekonom senior Faisal Basri mengenai hilirisasi sumber daya alam (SDA) di Tanah Air. Faisal Basri mengkritik kebijakan hilirisasi lantaran hasilnya lebih menguntungkan negara lain daripada industri di dalam negeri.

"Kalau hitungan kita ya, contoh ya, saya berikan contoh nikel saat diekspor mentahan, bahan mentah setahun kira-kira hanya Rp17 triliun. Setelah masuk ke industrial, hilirisasi menjadi Rp510 triliun," kata Jokowi kepada jurnalis, Kamis (10/8/2023).

Baca Juga: Luhut: Kasus Ekspor Nikel Ilegal Diusut Berkat Digitalisasi Pelabuhan

1. Pemerintah pungut pajak dari ekspor

Ilustrasi pertambangan nikel. ANTARAFOTO/Jojojn

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, pemerintah memungut pajak dari setiap ekspor yang dilakukan oleh pengusaha. Tentu saja, semakin besar nilai ekspor, semakin banyak pula pajak yang diterima negara.

"Mengambil pajak dari Rp17 triliun sama ambil pajak dari Rp500 triliun gedean mana? Karena dari situ, dari hilirisasi kita bisa mendapatkan PPN, PPh badan, PPh karyawan, PPh perusahaan, royalti, bea ekspor, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), semuanya ada di situ. Coba dihitung aja dari Rp17 triliun sama yang Rp500 triliun gedean mana," ujarnya.

2. Kontribusi terhadap ekonomi juga meningkat

ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Jokowi menepis tudingan deindustrialisasi yang dialami Indonesia, yang diakibatkan kontribusi industri terhadap produk domestik bruto (PDB) menurun.

Menurutnya, kontribusi industri, khususnya industri hilirisasi justru naik karena berhasil meningkatkan nilai tambah ekspor, seperti halnya yang terjadi pada nikel.

"Logikanya tadi udah diberikan angka (ekspor nikel) gitu. Gimana sih? artinya apa? kontribusi terhadap PDB ekonomi pasti lebih gede," tambahnya.

Baca Juga: Ekonom Faisal Basri Kritisi Nikel Indonesia Banyak Dikuasai China

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya