TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Emas Naik Rp7 Ribu per Gram, Cek Rinciannya  Sebelum Beli

Dibanderol Rp1,029 juta per gram

Butik Emas Logam Mulia Antam di Kawasan Setiabudi One, Jakarta Selatan. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Harga emas hari ini, Kamis (19/1/2023), yang diproduksi PT Aneka Tambang atau Antam naik Rp7 ribu menjadi Rp1,029 juta per gram.

Harga buyback juga naik Rp7 ribu menjadi Rp935 ribu per gram hari ini. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: [WANSUS] Peluang Investasi Emas di 2023, Mending Jual atau Beli?

Baca Juga: Emas Investasi Primadona, Begini Syarat Jadi Pedagang Emas Online 

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut ini harga emas batangan Antam hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp564,5 ribu
  • Harga emas 1 gram: Rp1,029 juta
  • Harga emas 2 gram: Rp1,998 juta
  • Harga emas 3 gram: Rp2,972 juta
  • Harga emas 5 gram: Rp4,92 juta
  • Harga emas 10 gram: Rp9,785 juta
  • Harga emas 25 gram: Rp24,337 juta
  • Harga emas 50 gram: Rp48,595 juta
  • Harga emas 100 gram: Rp97,112 juta
  • Harga emas 250 gram: Rp242,515 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp484,82 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp969,6 juta.

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Baca Juga: 5 Tips Investasi Bagi Pekerja Gaji UMR, Potensi Cuan Jangka Panjang 

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya