Hilirisasi Petrokimia, Erick Thohir Minta Pupuk Indonesia Terintegrasi
Untuk optimalkan sumber daya alam dalam negeri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, meminta PT Pupuk Indonesia (Persero) bertransformasi menjadi perusahaan petrokimia yang terintegrasi.
Hal itu, menurut Erick, sejalan dengan telah dibukanya pabrik Kaltim Ammonium Nitrat (KAN) di Bontang, Kalimantan Timur, yang dihadiri Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Kamis, 29 Februari 2024.
"Ke depan perusahaan pupuk ini harus menjadi sebuah perusahaan petrochemical terintegrasi. Bagaimana nanti downstream (hilirisasi) dari petrochemical ini bisa dirasakan secara menyeluruh untuk bangsa dan negara," kata Erick dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/3/2024).
Baca Juga: Bos Pupuk Indonesia Ungkap Penyelamatan Rekind Gak Pakai Duit Negara
1. Pabrik KAN bakal menghemat devisa 52,5 juta dolar AS per tahun
Pabrik KAN adalah hasil kerja sama antara Pupuk Indonesia melalui PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Dahana. Menurut Erick Thohir, pabrik ini akan meningkatkan produksi ammonium nitrat dalam negeri yang sangat dibutuhkan industri nasional.
Saat operasional penuh, kata Erick, pabrik ini mampu menghasilkan 75 ribu metrik ton amonium nitrat dan 60 ribu metrik ton asam nitrat per tahun. Dengan kapasitas tersebut, diharapkan pabrik ini dapat memenuhi sebagian kebutuhan amonium nitrat domestik yang diperkirakan mencapai 580 ribu metrik ton pada 2024.
Hal itu, menurut Erick, akan mengurangi impor amonium nitrat nasional dari 21 persen menjadi 8 persen, dengan menghemat devisa negara 52,5 juta dolar AS per tahun.
"Belum nanti turunan dari asam nitrat yang juga bisa dikembangkan untuk industri pertahanan dan industri pupuk sendiri," tandas dia.