TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kementerian BUMN Minta Perhutani Pangkas Jumlah Anak Perusahaan

Anak perusahaan terlalu banyak

Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020) (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) melakukan reorganisasi anak perusahaan. Sebab, anak perusahaan di Perhutani terbilang banyak.

Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengatakan reorganisasi menjadi salah satu inisiatif di Perum Perhutani, di antara 6 inisiatif strategi untuk menghadapi tantangan global dalam rangka dekarbonisasi serta peningkatan proses bisnis.

"Kita melihat ke depannya tantangan bagi Perum Perhutani, kalau di masa lalu kita udah melihat bahwa Perhutani dari sisi kinerja keuangan, tentunya kita harus tingkatkan, tetapi ada 6 hal yang kita harapkan untuk bisa ditekankan di Perum Perhutani kedepannya," kata Pahala dalam Kongres Kehutanan Indonesia VII, Selasa (28/6/2022).

Baca Juga: 3 BUMN Diusulkan Dapat PMN 2023 Senilai Rp50 Triliun, DPR Masih Kaji

Baca Juga: Laba BUMN Meroket, Jasa Raharja Sumbang Rp 1,6 Triliun

1. Anak perusahaan Perhutani terbilang banyak

ilustrasi perusahaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Reorganisasi anak perusahaan di Perhutani perlu dilakukan lantaran perusahaan plat merah ini memiliki cukup banyak anak perusahaan. Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kontribusi dengan menggabungkan anak perusahaan sejenis.

"Kita melihat bahwa kedepannya untuk bisa melakukan optimalisasi dan memberikan manfaat yang optimal, kita berharap bahwa Perhutani bisa melakukan reorganisasi dan juga bukan hanya melakukan reorganisasi dan juga restrukturisasi, tetapi juga bagaimana fokus pengembangan kedepannya," ujarnya.

2. Perhutani juga diminta untuk melakukan hilirisasi produk kehutanan

Ilustrasi hutan (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Kementerian BUMN mendorong Perhutani untuk melakukan hilirisasi produk kehutanan. Kata dia, Perhutani masih dianggap belum optimal dalam menyediakan produk kayu bagi industri tertentu. 

"Hilirisasi juga tentunya merupakan salah satu inisiatif yang paling utama di kami, di Perhutani. Tetapi juga bagaimana Perhutani bisa mengembangkan produk-produk yang memiliki nilai tambah yang lebih melalui hilirisasi daripada produk kehutanan, dan ini juga merupakan arahan dari Bapak Presiden," jelasnya.

Baca Juga: Erick Thohir: Garuda Gak Usah Bisnis Gaya-Gayaan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya