TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keok Lawan Dolar AS, Rupiah Tutup Akhir Pekan di Rp15.219

Melemah 34 poin pada penutupan

Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah terhadap dolar AS saat penutupan di akhir pekan. Pada penutupan perdagangan, Jumat (10/8/2023), rupiah melemah ke Rp15.219 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda melemah sebanyak 34 poin atau 0,22 persen pada penutupan sore ini. Laju rupiah sore ini melanjutkan tren pada pembukaan perdagangan pagi tadi yang melemah ke Rp15.214.

Baca Juga: Mata Uang Rupiah Mulai Serang Balik Dolar AS

Baca Juga: Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp15.218 per Dolar AS

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Nilai tukar rupiah juga melemah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), ke Rp15.225 per dolar AS, pada Jumat (10/8/2023).

Kurs mata uang Garuda hari ini lebih besar dibandingkan posisi pada Kamis (9/8/2023), yang ada di level Rp15.204 per dolar AS. Dengan kata lain, rupiah melemah 21 poin.

Baca Juga: Kenapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Jawabannya

2. Pelaku pasar mencerna data inflasi AS terkini

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, para pelaku pasar mencoba mencerna data inflasi terbaru AS. Indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,2 persen pada Juli 2023. Secara tahunan, IHK naik 3,2 persen.

Sedangkan IHK inti naik 0,2 persen pada Juli dibandingkan bulan sebelumnya, dan naik 4,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Indeks harga konsumen AS tumbuh seperti yang diharapkan pada bulan Juli dari bulan sebelumnya," ujar Ibrahim.

Berkaca pada data IHK, bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) diperkirakan mempertahankan suku bunga pada September. Pelaku pasar memangkas ekspektasi mereka untuk penurunan suku bunga tahun ini. Suku bunga diperkirakan akan tetap di level tertinggi dalam 22 tahun.

Ibrahim mengatakan, ada lebih banyak data inflasi AS yang akan dirilis, yakni indeks harga produsen periode Juli. Itu akan menjadi salah satu pertimbangan bagi pembuat kebijakan the Fed menjelang pertemuan penting bank sentral bulan depan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya