TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Luhut Minta Tanam Cabai hingga Tomat: Jangan Dianggap Pekerjaan Leceh

Cabai hingga tomat jadi penyumbang inflasi

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Koordinasi Audit Perkebunan Sawit Se-Indonesia AKPSI di Grand Sahid Jaya, Kamis (7/7/2022). (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta para bupati untuk menggalakkan penanaman hidroponik, mulai dari komoditas cabai hingga tomat.

Luhut menegaskan bahwa menanam bukanlah pekerjaan yang hina, melainkan pekerjaan yang hebat karena berpengaruh terhadap perekonomian.

"Jadi, kalau saya bilang tanamlah tadi hidroponik itu, Pak Bupati, jangan dianggap itu pekerjaan leceh. Itu pekerjaan yang hebat itu karena ekonomi kita terpengaruh ini ya," kata Luhut dalam Rapat Koordinasi Audit Perkebunan Sawit Se-Indonesia AKPSI di Grand Sahid Jaya, Kamis (7/7/2022).

Baca Juga: Luhut Ingatkan Bupati soal Audit Sawit: Jangan Terima Pelicin!

Baca Juga: Luhut Janji Segera Perbaiki Harga TBS di Petani

1. Luhut sebut cabai hingga tomat punya pengaruh besar ke ekonomi

Ilustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Menurut Luhut, cabai hingga tomat mempunyai pengaruh besar terhadap ekonomi. Komoditas tersebut saat ini menjadi penyumbang inflasi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS mencatat inflasi cabai merah sebesar 0,24 persen, cabai rawit sebesar 0,10 persen, bawang merah sebesar 0,08 persen, tomat sebesar 0,03 persen, kangkung, kol putih/kubis, cabai hijau, dan sawi putih/pecay/pitsai masing-masing sebesar 0,01 persen.

"Lihat ini tomat apa segala macam itu, tomat, kangkung, kol putih, cabai hijau segala macam itu penyumbang inflasi itu. Jadi barang-barang kecil pengaruh pada ekonomi gede itu," tuturnya.

2. Luhut singgung deflasi minyak goreng berkontribusi meredam inflasi

ilustrasi minyak goreng curah (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Menurutnya inflasi berhasil diredam berkat deflasi minyak goreng. Minyak goreng mengalami deflasi karena harganya mulai turun.

"Ini di tengah kenaikan inflasi juga minyak goreng menyumbang penurunan, deflasi. Jadi, kalau gak ada minyak goreng kemarin ini, Pak Bupati, ini inflasi tambah naik lagi. Ini data semua ini," tuturnya.

Pada Juni, minyak goreng mengalami deflasi sebesar 0,02 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Deflasi sudah terjadi sejak Mei sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara pada April, inflasi minyak goreng terbilang sangat tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, yakni 0,19 persen.

Baca Juga: Zulhas Prihatin Harga TBS Anjlok Sengsarakan Petani

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya