TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Menguat ke Rp15 Ribuan per Dolar AS Pagi Ini 

Rupiah menguat 40,5 poin di pembukaan

Karyawati menghitung uang rupiah dan dolar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). ANTARA FOTO/Reno Esnir

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan akhir pekan, Jumat (9/12/2022).

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat sebanyak 40,5 poin ke level Rp15.580 per dolar AS pada pembukaan perdagangan. Penguatan tersebut melanjutkan tren pada penutupan perdagangan Kamis (8/12/2022), di mana kurs rupiah menguat sebanyak 16 poin atau 0,1 persen ke Rp15.620,5 per dolar AS.

Pada pukul 09.28 WIB, rupiah bertengger di Rp15.592 per dolar AS, menguat 28,5 poin atau 0,18 persen.

1. Sentimen pasar pada aset berisiko terpantau positif

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan, sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat positif pada pagi ini. Menurutnya, pasar menyambut indikasi perubahan kebijakan COVID-19 di China.

"China diharapkan menerapkan kebijakan yang lebih longgar sehingga aktivitas ekonomi China bisa meningkat lagi dan bisa membantu pertumbuhan ekonomi global termasuk Indonesia," tuturnya.

Hanya saja, pasar masih menantikan hasil rapat bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) pada pekan depan sebagai yang terakhir di tahun ini.

"Pasar masih mewaspadai sikap the Fed yang mempertahankan suku bunga tinggi karena rilis data ekonomi AS belakangan yang masih cukup bagus. Ini bisa menahan penguatan rupiah," tutur Ariston.

2. Rupiah punya peluang untuk menguat

Analis DCFX Futures, Lukman Leong melihat rupiah berpotensi menguat di tengah perlemahan dolar AS secara umum.

Dari domestik, kata dia, investor menantikan data penjualan ritel untuk petunjuk seputar kekhawatiran perlambatan ekonomi Indonesia.

"Dari eksternal, dolar AS kembali tertekan, dengan investor mengatisipasi FOMC dan data inflasi AS minggu depan untuk petunjuk arah kebijakan suku bunga," ujar Lukman.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya