TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Shell Main-main di Blok Masela, Pemerintah: Rugikan Indonesia 

Pemerintah ambil tindakan

IDN Times/Kevin Handoko

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan kekecewaannya terhadap Shell yang tidak bertanggung jawab setelah memutuskan untuk mundur dari Proyek LNG Blok Masela.

Blok Masela adalah salah satu cadangan migas besar yang dimiliki Indonesia yang terletak di lepas pantai Laut Arafura, berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste.

Salah satu proyek strategis nasional (PSN) itu, participating interest (PI) atau hak partisipasinya dipegang oleh Inpex sebesar 65 persen dan Shell sebesar 35 persen. Kemudian, Shell ingin melepas hak partisipasinya tersebut.

Salah satu perusahaan yang berminat untuk mengganti posisi Shell adalah Pertamina. Hanya saja, negosiasi keduanya belum mencapai kesepakatan.

"Harusnya kalau (Shell) udah gak mau (mengelola Blok Masela) ya udah (lepas) aja kan," kata Arifin kepada wartawan di kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (27/5/2023) kemarin.

Baca Juga: Negosiasi Harga Alot, Pelepasan Shell dari Blok Masela Bakal Macet?

1. Shell tak beri kejelasan selama 4 tahun

Logo Shell (Shell.co.id)

Pemerintah akan meninjau kembali pelaksanaan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) di Blok Masela. Jika PoD tidak dijalankan sesuai komitmen yang telah disepakati, tidak tertutup kemungkinan proyek Blok Masela kembali ke negara.

"Kan 5 tahun kalau gak dilaksanakan apa-apa kita akan tinjau kembali, termasuk kemungkinan untuk itu. Inikan udah berapa tahun, 2019 sampai 2023 udah 4 tahun. Makanya kita udah ingetin aja nih dan juga sekarang ini yang merasa dirugikan ya Indonesia. Nah kita gak mau hal ini terjadi," tuturnya.

Menurut Arifin, Shell menunjukkan sikap yang tidak bertanggung jawab setelah menyampaikan keinginannya untuk mundur dari Blok Masela. Padahal pemegang hak partisipasi lainnya, yakni Inpex sudah menunjukkan kesungguhannya terhadap Blok Masela.

"Inpex ada kesungguhannya, tapi gak tahu Shell, ini udah mundur gak bertanggung jawab," tegas Arifin.

2. Pelepasan hak Shell di Blok Masela alot di negosiasi harga

Ilustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengatakan, penyelesaian divestasi hak partisipasi Shell di Blok Masela masih alot di negosiasi harga.

"Sedang negosiasi ya Shell dengan Pertamina," katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Mantan Direktur Utama Pertamina itu mengatakan pemerintah akan melakukan reviu jika pelepasan PI oleh Shell di Blok Masela macet. Pihaknya juga akan melihat apakah mandeknya penyelesaian divestasi hak partisipasi bakal berdampak terhadap kegiatan Inpex.

"Kalau misalnya isu pelepasan PI Shell menjadi salah satu faktor Inpex ini gak bisa jalan, kalau Shell terlalu lama menahan dan tidak segera melaksanakan divestasi yang sudah dijanjikan sejak lama, sejak awal 2020 kan, sudah 3 tahunan, oleh karena itu kita mesti reviu apa yang bisa kita ambil," ujarnya.

Baca Juga: Pertamina dan Petronas Bakal Caplok Saham Shell di Blok Masela

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya