Siapa Pemilik SPBU Vivo yang Sempat Jual BBM Rp8.900?
Kini harga BBM Vivo naik jadi Rp10.900
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Vivo Energy Indonesia atau SPBU Vivo menjadi sorotan karena BBM dengan oktan 89 (Revvo 89) yang mereka jual lebih murah dibandingkan harga BBM milik Pertamina, yakni Pertalite. Padahal kadar oktannya hanya beda 1 angka di mana Pertalite beroktan 90.
Usai pemerintah menaikkan harga Pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10 ribu, masyarakat ramai-ramai antre untuk beli BBM Revvo 89 yang dijual Rp8.900 per liter. Sehari setelah SPBU Vivo diburu masyarakat, Revvo 89 hilang. Muncul sehari kemudian dengan harga baru yang lebih mahal dibandingkan Pertalite, yakni Rp10.900.
Baca Juga: Usai Diserbu, Stok Revvo 89 'Hilang' dari SPBU Vivo
Baca Juga: Perbandingan Harga BBM di Pertamina, Shell, Vivo, dan BP
1. Pemilik SPBU Vivo
Menurut berbagai sumber, PT Vivo Energy Indonesia terafiliasi dengan perusahaan energi yang didirikan di Rotterdam, yakni Vitol Group. Perusahaan perdagangan energi dan komoditas ini didirikan pada 1966 oleh Henk Viëtor dan Jacques Detiger.
Bisnis inti Vitol meliputi perdagangan fisik, logistik dan distribusi. Namun, perusahaan juga dilengkapi dengan pemurnian, pengiriman, terminal, eksplorasi dan produksi, pembangkit listrik, serta bisnis ritel.
Vitol tercatat memiliki 40 kantor di seluruh dunia. Tempat operasi terbesar perusahaan berada di Jenewa, Houston, London, dan Singapura. Vitol juga disebut sebagai pedagang energi independen terbesar di dunia.
Di sektor hilir minyak, kehadiran Vitol terus mengalami pertumbuhan secara organik maupun melalui investasi strategis. Perusahaan memiliki sekitar 6.800 situs ritel secara global.
Baca Juga: Kementerian ESDM Bantah Intervensi Vivo untuk Naikkan Harga Jual BBM