Siapkan Uang! 61 Perusahaan Bakal Jual Saham di Bursa
Penggalangan dana di pasar modal masih menarik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan ada 61 perusahaan yang masuk di dalam antrean untuk melakukan penawaran perdana saham ke publik (initial public offering/IPO), di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Setidaknya ada 99 rencana penawaran umum yang di antaranya adalah 61 perusahaan yang akan melakukan IPO. Hanya saja, dia tidak menjelaskan periode waktunya. Di tahun ini setidaknya sudah ada 48 emiten baru yang melantai di BEI.
"Emiten baru tercatat sebanyak 48 ya. Di pipeline masih terdapat 99 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp83,32 triliun, dengan rencana penawaran umum oleh emiten baru sebanyak 61 perusahaan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK periode Oktober, Kamis (3/11/2022).
Baca Juga: OJK Bakal Rilis Aturan Tata Kelola Manajer Investasi
1. Minat penghimpunan dana di pasar modal masih cukup tinggi
Dia menjelaskan bahwa di tengah pengetatan likuiditas global, indeks harga saham gabungan (IHSG) masih mampu menguat. Sejak awal tahun hingga saat ini atau year-to-date (ytd), IHSG tercatat menguat 7,09 persen dengan pemegang saham yang berdomisili di luar negeri (non residen) membukukan net buy sebesar Rp77,22 triliun.
Sedangkan di pasar Surat Berharga Negara (SBN), non residen mencatatkan outflow atau penarikan dana sebesar Rp16,04 triliun month-to-date (mtd), sehingga mendorong rata-rata yield SBN naik sebesar 23,27 basis poin mtd di seluruh tenor. Secara year-to-date, rata-rata yield SBN telah meningkat sebesar 103 basis poin dengan non residen mencatatkan net sell sebesar Rp177,13 triliun.
Kinerja reksa dana per 25 Oktober mengalami penurunan, tercermin dari penurunan nilai aktiva bersih (NAB) sebesar 1,14 persen mtd di Rp524,61 triliun dan tercatat net redemption (aksi jual bersih) sebesar Rp7,67 triliun mtd.
Secara year-to-date, NAB turun sebesar 9,31 persen dan masih tercatat net redemption sebesar Rp61,66 triliun. Namun minat masyarakat untuk melakukan pembelian reksa dana masih tinggi ditandai dengan subscription sebesar Rp777,86 triliun.
"Minat untuk penghimpunan dana di pasar modal masih terjaga cukup tinggi," ujar Inarno.