TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Vaksin BUMN Meluncur 2 Pekan Lagi, Gratis atau Bayar?

Presiden sudah memberi nama Vaksin BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir saat memberikan arahan dalam acara Inaugurasi Rekrutmen Bersama BUMN 2022 di Senayan, Jakarta. (IDN Times/Trio Hamdani)

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memaparkan bahwa Vaksin BUMN untuk pencegahan COVID-19 akan segera rampung. Paling tidak, dalam dua pekan lagi Indonesia akan memiliki vaksin buatan sendiri.

"Tidak mungkin kita terus impor vaksin. BUMN harus mencari solusi, karena itu Insya Allah dalam dua minggu ke depan kita punya vaksin Indonesia, yang buat BUMN," kata Erick saat memberikan arahan dalam acara Inaugurasi Rekrutmen Bersama BUMN 2022 di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2022).

Penggunaan vaksin BUMN saat ini masih menunggu persetujuan dari Otorisasi Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA).

"Kita sedang menunggu yang katanya Emergency Use Authorization-nya akan diberikan minggu depan atau dua minggu lagi," ujarnya saat konferensi pers usai acara.

Baca Juga: Vaksin BUMN Jadi Bukti Indonesia Mampu sebagai Produsen Dunia

Baca Juga: Uji Klinis Vaksin COVID-19 BUMN di Lombok Libatkan 953 Relawan

1. Presiden Jokowi sudah menamai vaksin BUMN

Presiden Jokowi Video Call dengan Suster Fira (Tangkapan Layar IG TV @jokowi)

Vaksin BUMN, dijelaskan Erick sudah diberi nama oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Namun, dia belum bisa mempublikasikannya karena masih perlu dicek mengenai hak cipta penggunaan nama yang dimaksud.

"Saya masih menunggu dan namanya sudah Bapak Presiden berikan. Tapi saya belum bisa berbicara karena ini kan ada hubungan dengan hak cipta dan macam-macam, harus dicek dulu," tuturnya.

2. Belum diputuskan vaksin BUMN gratis atau berbayar

Kick Off Vaksin Covid-19 BUMN (dok. Kementerian BUMN)

Sementara ini, Erick belum bisa memastikan vaksin BUMN bakal diberikan secara gratis kepada masyarakat atau akan berbayar. Hal itu perlu dibicarakan lebih lanjut bersama pihak terkait lainnya.

"Kebijakan vaksin ini tentu nanti didiskusikan di kalangan pemerintah. Ada policy (kebijakan) besarnya apakah gratis, apakah berbayar. Saya tidak bisa menyatakan lebih awal, yang pasti vaksin ini adalah vaksin yang kita bisa pergunakan mandiri tidak terus impor," sambungnya.

Menurutnya Indonesia tidak bisa terus-terusan bergantung pada vaksin impor. Oleh karenanya pemerintah melalui BUMN mendorong kemandirian dengan memproduksi vaksin sendiri.

"Kita tahu kita sekarang masih impor vaksin terus. Ada yang beli, ada yang diberikan oleh negara-negara lain. Tapi dalam memberikan, negara-negara lain sebenarnya kan karena sudah negaranya tercukupi," papar Erick. "Tapi kalau kita bicara yang namanya pandemik-pandemik lain kan kita gak tahu. Nah, karena itu kita mendorong waktu itu yang namanya vaksin BUMN, vaksin Indonesia," sambungnya.

Baca Juga: Vaksin COVID-19 BUMN Uji Klinis Terakhir, Erick: Siap Produksi Massal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya