TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Citi Indonesia: BI Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan Tiga Kali Jadi 5 Persen

Inflasi domestik terkendali dan cenderung turun

Kinerja Citi Bank Kuartal I (IDN Times/Triyan)

Jakarta, IDN Times - Chief Economist Citibank Indonesia, Helmi Arman memproyeksi Bank Indonesia bakal menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebanyak tiga kali, dengan masing-masing besaran setiap kali penurunan yaitu 25 bps atau 0,25 persen.

Namun penurunan ini akan dilakukan secara bertahap. Sehingga BI7DRR hingga akhir tahun berada di level 5 persen, karena saat ini suku bunga BI masih berada di level 5,75 persen.

“Mengenai penurunan suku bunga menurut perkiraan kami dilakukan secara gradual sebanyak 3 kali, masing-masing potongan sebanyak 25 basis poin. Perkiraan kami (penurunan) akan berhenti di kuartal III, berarti selama semester II terjadi tiga kali,” jelas Helmi usai konferensi pers Citibank di Alila Hotel, Jakarta, Senin (15/5/2023). 

Baca Juga: BI Diprediksi Gak Bakal Ngintil The Fed Naikkan Suku Bunga

1. The Fed tidak lagi naikkan suku bunga acuan Juni

Chairman Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell pada Rabu (21/9/2022) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) untuk kelima kalinya tahun ini. (dok. YouTube Washington Post)

Helmi menilai, penurunan suku bunga acuan tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Dari sisi eksternal, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) akan mulai menghentikan tren kenaikan suku bunga acuan seiring melambatnya laju inflasi.

"Kalau kita lihat tiga bulan ke depan itu kemungkinan (kenaikan suku bunga) Federal Reserve sudah mencapai puncaknya. Entah satu atau dua kali lagi, kalau proyeksi pasar bulan Juni sudah nggak naik lagi,” tuturnya.

2. Inflasi domestik terus turun

Ilustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara di dalam negeri sendiri, Helmi juga memproyeksikan pada kuartal III 2023 ini inflasi domestik akan kembali turun. Penurunan ini menurutnya bakal terlihat pada September 2023.

“Sejauh ini kita belum melihat tanda-tanda perekonomian inflasi permintaan secara signifikan. Belum terlihat adanya gejala overheating,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) April 2023 tercatat sebesar 0,33 persen (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 4,33 persen (yoy), turun dari level bulan sebelumnya yang sebesar 4,97 persen (yoy). 

Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 0,25 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,16 persen (mtm). Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan permintaan musiman pada periode HBKN Idulfitri di tengah tekanan harga komoditas global yang menurun.

Oleh karena itu, secara tahunan, inflasi inti April 2023 tercatat sebesar 2,83 persen  (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,94 persen (yoy).

Baca Juga: BI Beri Sinyal Tahan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya