Indonesia-Korea Selatan Perkuat Kerja Sama Perdagangan dan Ekonomi
Kerja sama bilateral kunci hadapi tantangan global
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Hubungan bilateral Indonesia-Korea Selatan memasuki usia ke-50. Pada momentum ini, pemerintah ingin mempertegas komitmen bersama Korea untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi.
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa penguatan kerja sama bilateral menjadi kunci penting untuk menghadapi berbagai tantangan global.
Platform Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) telah memberikan peran penting untuk membentuk kesepakatan perdagangan bebas terbesar dalam sejarah. RCEP dibentuk dengan melibatkan 15 negara, termasuk anggota ASEAN dan lima mitra regional.
"Perjanjian ini mencakup hampir 30 persen dari populasi, perdagangan, investasi langsung asing, dan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia sehingga memberikan manfaat yang signifikan bagi negara- negara pesertanya," kata Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/7/2023).
Baca Juga: Indonesia Ngelamar Jadi Anggota OECD, Susul Jepang-Korea Selatan
1. RCEP dorong kemudahan rantai pasok global
Airlangga menjelaskan, salah satu manfaat utama RCEP adalah kemajuan rantai pasokan regional, yang mendorong konektivitas dan perdagangan antarnegara peserta.
Perjanjian ini juga menandai momen penting bagi ASEAN, dengan keberhasilannya mengajak negara raksasa Asia seperti China dan Jepang.
Berdasarkan data Asian Development Bank, RCEP diproyeksi meningkatkan pendapatan ekonomi anggota sebesar 0,6 persen pada 2030, atau sekitar 245 miliar dolar AS. Serta menciptakan 2,8 juta lapangan kerja bagi negara peserta.
"Asia Tenggara sendiri diuntungkan dengan kontribusi tahunan yang diperkirakan sebesar 19 miliar dolar AS di tahun 2030," ucapnya.
Baca Juga: Kronologi Pengawal Airlangga Hartarto Diduga Ancam Tembak Jurnalis