Inflasi Juni 2023 Melandai, Tapi Belum Pecah Rekor
Inflasi Idul Adha dipicu komoditas volatile food
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Inflasi pada Juni 2023 atau Idul Adha terlihat melandai. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi di Idul Adha 2023 sebesar 0,14 persen (month to month), lebih rendah ketimbang Idul Fitri 2023 lalu.
Tapi, secara year on year, inflasi Idul Adha tahun ini lebih kecil dari 2022 lalu. Pada tahun lalu, inflasi di Idul Adha sebesar 0,64 persen. Hanya saja, tingkat inflasi di Idul Adha 2021 jauh lebih rendah dari sekarang karena menyentuh 0,08 persen, yang menjadi rekor terendah sejak 2019 lalu.
"Selama 2019 hingga 2023 telah terjadi inflasi pada momen hari raya Idul Adha, kecuali 2020 yang mengalami deflasi pada Juli 2020 sebesar 0,10 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, di Jakarta, Senin (3/7/2023).
Baca Juga: Inflasi Juni Naik Jadi 0,14 Persen, Melandai secara Tahunan
1. Komoditas pangan dorong inflasi Idul Adha
Apabila dirinci, komoditas pendorong inflasi saat Idul Adha selama tiga tahun terakhir, berasal dari komoditas volatile food atau makanan yang harganya selalu bergerak, seperti daging ayam ras, telur ayam ras,, bawang putih dan merah, cabai merah serta rawit, hingga tomat.
Daging ayam ras berperan besar dalam rendah inflasi di periode Juni 2023 dengan persentase 0,06. Kemudian, angkutan umum andilnya 0,04 persen.
"Telur ayam ras andilnya 0,02 persen, kontrak rumah 0,01 persen, bawang putih dan roko kretek filter 0,01 persen," ujarnya.