TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menkeu Sebut 52 Persen Negara Berkembang Alami Masalah Utang  

Fiskal di sejumlah negara alami berbagai tekanan

Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN November (IDN Times/Triyan)

Intinya Sih...

  • 52 persen negara berkembang alami masalah utang
  •  
  • Negara berkembang butuh dukungan multilateral institution untuk pulih dari pandemi COVID-19

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, saat ini sebanyak 52 persen negara-negara berkembang tengah mengalami permasalahan utang.

Hal tersebut disampaikan mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini usai melakukan pertemuan G20 menteri-menteri keuangan dan gubernur bank sentral di Brasil.

Baca Juga: Sri Mulyani Punya Warisan buat Menkeu Baru

1. Fiskal di banyak negara alami tekanan

ilustrasi pertumbuhan (freepik.com/freepik)

Selain itu, fiskal di negara-negara berkembang tersebut juga tengah menghadapi tekanan yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Banyak negara-negara berkembang yang saat ini, 52 persen negara-negara itu sedang menghadapi masalah fiskal. APBNnya tidak sehat, utangnya dalam kondisi tertekan, dan mereka tidak memiliki akses terhadap capital," ujarnya, dikutip Rabu (6/3/2024).

Baca Juga: Utang Pemerintah Menggunung di Januari, Tembus Rp8.253,09 Triliun!

2. Banyak negara belum pulih optimal dari COVID-19

Ilustrasi pertumbuhan bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menteri yang beberapa kali diganjar penghargaan menteri terbaik di Asia dan dunia ini menjelaskan, negara-negara berkembang tersebut juga belum pulih optimal dari pandemi COVID-19. Negara-negara itu membutuhkan dukungan dari multilateral institution.

"Multilateral institution sangat diandalkan dalam situasi itu, dan governance mereka perlu di reform dan size-nya perlu ditingkatkan. Itu yang menjadi tema yang ketiga," ujarnya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya