Neraca Dagang hingga Aliran Modal Asing Picu NPI Kuartal IV Surplus
Beragam faktor dorong NPI menguat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2022 mencatat surplus 4,7 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya yang tercatat defisit 1,3 miliar dolar AS.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menjelaskan laju NPI tetap solid dan mampu mendorong ketahanan eksternal Indonesia.
“Capaian ini juga ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang tinggi dan perbaikan defisit transaksi modal dan finansial,”tuturnya dalam keterangan tertulis Bank Indonesia yang dikutip Senin (20/2).
Baca Juga: Neraca Dagang Surplus Lagi, Tembus US$3,87 Miliar di Januari 2023
Baca Juga: RI-Australia Ajak Pihak Swasta Perangi Perdagangan Orang
1. Harga komoditas tinggi, sokong surplus transkasi berjalan
Transaksi berjalan kembali mencatat surplus, didukung oleh surplus neraca perdagangan barang yang tetap tinggi. Transaksi berjalan kembali mencatat surplus sebesar 4,3 miliar dolar AS atau setara dengan 1,3 persen dari PDB, melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 4,5 miliar dolar AS yakni 1,3 persen dari PDB
Adapun faktor pendorong surplus transaksi berjalan ini berasal dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang terjaga, didukung oleh harga komoditas ekspor yang tetap tinggi. Selain itu, defisit neraca perdagangan migas menurun seiring dengan tren penurunan harga minyak dunia, di tengah kecenderungan peningkatan kebutuhan bahan bakar pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.
“Defisit neraca jasa membaik ditopang kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebagai dampak positif penyelenggaraan berbagai event internasional selama periode laporan dan pola musiman akhir tahun,”ucapnya.
Lebih lanjut, surplus transaksi berjalan juga ditopang oleh peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder bersumber dari kenaikan penerimaan hibah Pemerintah. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat, dipengaruhi oleh pembayaran imbal hasil investasi kepada investor asing yang meningkat sejalan dengan siklus bisnis dan tren kenaikan suku bunga.