TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menteri ESDM Bertemu Pangeran Belanda di WEF 2023, Bahas NZE

Mitra RI tertarik dukung transisi energi

Menteri ESDM Arifin Tasrif bertemu Pangeran Jaime de Bourbon de Parme, di perhelatan World Economic Forum 2023, Davos, Swiss. (IDN Times/Uni Lubis)

Davos, IDN Times – Di hari ketiga pelaksanaan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2023, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjadi pembicara di sejumlah sesi di dalam acara WEF, dan bertemu dengan sejumlah pihak. 

Ada sembilan agenda, di antaranya menjadi contributor dalam “Joint Governors Policy Meeting: Minerals for the Energy Transition”, menyampaikan pidato singkat dalam acara bertajuk “ASEAN Leaders for Just Energy Transitions”, serta melakukan pertemuan multilateral yang dihadiri pejabat setingkat kepala pemerintahan dan Menteri di forum “Mobilizing Investment for Clean Energy in Emerging Economy" (MICEE). 

Arifin Tasrif juga hadir dalam acara terbatas yang diikuti pejabat setingkat kepala pemerintahan maupun menteri, yaitu “Informal Gathering of World Economic Leaders" (IGWEL) yang membahas tema “Navigating the New Energy Reality”.  Ini forum yang digelar tahunan, sejak WEF mulai memberikan perhatian kepada isu-isu terkait energi terbarukan dan perubahan iklim.

Menteri Arifin menghabiskan waktu di hari ketiga WEF 2023, 18 Januari 2023, di Gedung Congress Center, tempat berlangsungnya WEF 2023 yang kali ini mencatat rekor peserta, 2.700 orang, termasuk 52 kepala negara, 130-an pejabat setingkat Menteri dan 1.500-an pemimpin bisnis.

Baca Juga: Menteri ESDM Promosi Agenda Transisi Energi di WEF 2023

1. Menteri ESDM jelaskan peta jalan transisi energi RI

Menteri ESDM Arifin Tasrif bertemu SVP Chevron Mark Nelson dalam perhelatan World Economic Forum 2023 di Davos, Swiss. (IDN Times/Uni Lubis)

Dalam setiap kesempatan, Arifin Tasrif menjelaskan program pemerintah Republik Indonesia berkaitan dengan transisi energi, salah satu dari tiga pilar agenda Presidensi G20 Indonesia tahun 2022, dan kini berlanjut saat Indonesia memegang posisi keketuaan ASEAN tahun 2023.  Salah satunya adalah soal rencana penghentian operasi pembangkit tenaga listrik tenaga batubara.  “Kita akan lakukan secara bertahap dan dimulai segera,” ujar Arifin.

Indonesia memulai program bauran dengan bio-massa di pembangkit listrik tenaga batu bara yang dioperasikan Perusahaan Listrik Negara (PLN).  Pada tahun 2025, sebanyak 52 pembangkit PLN akan beroperasi secara komersil dalam bentuk bauran sumberdaya listriknya, dengan bio-massa.  Program ini membutuhkan 10,2 ton bio-massa.

2. Indonesia siapkan regulasi dukung ekosistem energi baru dan terbarukan

Menteri ESDM Arifin Tasrif hadir dalam perhelatan World Economic Forum 2023 di Davos, Swiss. (IDN Times/Uni Lubis)

Menteri ESDM juga menjelaskan untuk menciptakan lingkungan kebijakan bagi implementasi proses penurunan operasi pembangkit listrik batubara, pemerintah menerbitkan dan menyiapkan sejumlah aturan, diantaranya:

  • Peraturan Presiden tentang Nilai Ekonomi Karbon, yang telah diberlakukan untuk mengatur Mekanisme Sistem Perdagangan Karbon, Insentif Ekonomi dan Pajak Karbon.
  • Peraturan Menteri ESDM soal Pajak Karbon dan Perdagangan Pembangkit Listrik, yang saat ini sedang difinalisasi.  Lewat regulasi ini, pembangkit listrik tenaga batubara harus menurunkan emisi mereka melalui mekanisme batas emisi dan pajak.
  • Peraturan Presiden soal Percepatan Pengembangan Energi  Baru dan Terbarukan Untuk Pasokan Listrik, yang telah diberlakukan untuk menyediakan iklim yang lebih baik dan  kondusif bagi investasi energi terbarukan, sekaligus mengatur proses pensiun dini bagi pembangkit listrik tenaga batubara.
  • Menyiapkan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan untuk mempercepat ekosistem EBT yang kondusif, adil dan berkelanjutan, selaras dengan transisi energi menuju target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.

“Dalam tahun-tahun ke depan, kami berharap sejumlah 283 gigawatt (GW) energi terbarukan bakal dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan listrik, sementara operasional pembangkit batu bara bakal mencapai puncaknya, untuk kemudian menurun secara bertahap dimulai pada 2040,” kata Arifin.

Pemerintah juga membutuhkan pendanaan, inovasi dan teknologi untuk implementasi transisi energi, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, bahkan jangka panjang, untuk mencapai kondisi karbon netral tahun 2060 atau lebih cepat.

Baca Juga: Menteri ESDM: Butuh Investasi Rp15 Ribu Triliun untuk Target NZE

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya