TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Awal Pekan, Harga Emas Stagnan di Rp932 Ribu per Gram

Harga emas menunjukkan tren penurunan

ilustrasi emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Harga emas hari ini, Senin (26/9/2022), yang diproduksi PT Aneka Tambang atau Antam tak mengalami perubahan alias stagnan di  Rp932 ribu per gram.

Begitu juga dengan harga buyback hari ini yang dirilis situs logammulia.com, stagnan di Rp796 ribu per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: Waspada! Ini 5 Rayuan Gombal Penipu Investasi Emas Bodong

Baca Juga: 4 Tips Investasi di Pasar Saham Amerika Serikat

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp516 ribu.
  • Harga emas 1 gram: Rp932 ribu.
  • Harga emas 2 gram: Rp1,804 juta.
  • Harga emas 3 gram: Rp2,681 juta.
  • Harga emas 5 gram: Rp4,435 juta.
  • Harga emas 10 gram: Rp8,815 juta.
  • Harga emas 25 gram: Rp21,912 juta.
  • Harga emas 50 gram: Rp43,745 juta.
  • Harga emas 100 gram: Rp87,412 juta.
  • Harga emas 250 gram: Rp218,265 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp436,32 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp872,6 juta.

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Baca Juga: Dapat Tawaran Investasi Berbasis App atau Web? Cek Ini Gak Tertipu!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya