TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biaya Proyek Kereta Cepat Bengkak Rp21,4 Triliun, Butuh Suntikan APBN

Proyek KCJB butuh suntikan PMN Rp3,2 triliun

Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (dok. KCIC)

Jakarta, IDN Times - Biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) membengkak menjadi 1,49 miliar dolar AS atau setara Rp21,45 triliun. Angka itu diperoleh dari hasil review Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebanyak dua kali.

"Dari asersi 1 dan 2, maka total hasil review BPKP di-summarize, maka 1,176 miliar dolar AS, ditambah 273 juta dolar AS, maka jumlahnya 1,49 miliar dolar AS. Dalam rupiah nilainya Rp21.454.125.000.000," kata Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (9/11/2022).

Baca Juga: Kereta Cepat dan Semi Cepat Bakal Sambungkan Jakarta-Surabaya

1. KCIC butuh suntikan PMN dari APBN Rp3,2 triliun untuk menutupi pembengkakan biaya

Rel bawah tanah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (dok. KCIC)

Proyek KCJB sendiri digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Adapun KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China melalui Beijing Yawan HSR Co Ltd.

Ada empat BUMN yang tergabung dalam PSBI, yakni PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara VIII.

Pembengkakan biaya proyek KCJB akan dipenuhi oleh konsorsium BUMN, konsorsium China, dan juga pinjaman dari China Development Bank (CDB).

Porsinya, sebesar 25 persen dari Rp21,45 triliun, yakni sekitar 5,36 triliun akan dipenuhi dari ekuitas. Lalu, sekitar 75 persen atau Rp16 triliun akan dipenuhi dari pinjaman CDB.

Porsi ekuitas itu akan dibagi lagi, yakni 60 persen atau Rp3,23 triliun dari konsorsium BUMN, dan sisanya 40 persen akan dipenuhi konsorsium China.

Untuk menutupi pembengkakan biaya itu, konsorsium BUMN, dalam hal ini melalui KAI membutuhkan suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) dari APBN sebesar Rp3,2 triliun.

"Kebutuhan PMN untuk memenuhi ini Rp3.218.119.000.000," ujar Didiek.

2. Biaya proyek KCJB diperkirakan tak akan bengkak lagi

Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (dok. KCIC)

Didiek mengatakan, jika pihaknya mendapatkan suntikan PMN, serta pinjaman dari CDB diperoleh, maka diperkirakan biaya proyek KCJB tak akan bengkak lagi.

"Dari Rp21,4 triliun, maka harapannya 25 persen dipenuhi ekuitas, di mana ekuitas ini 60 persen dipenuhi porsi Indonesia, yang porsi China-nya 40 persen. Sementara 75 persen dipenuhi dari pinjaman CDB, yang nilainya Rp16 triliun. Sehingga total kebutuhan cost overrun Rp21,45 triliun, apabila ini dipenuhi, maka proyek ini selesai di sisi pembiayaan," kata Didiek.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya