TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BUMN Keroyokan Dongkrak Produktivitas Perkebunan Kopi Lokal

Ada fasilitas pupuk murah hingga pembiayaan

Kebun kopi masyarakat berdampingan dengan hutan di Kecamatan Ulu Pungkut Kabupaten Mandailingnatal Sumatra Utara. Masyarakat banyak memanfaatkan kebun yang sudah lama tidak digarap untuk menanam kopi. (Mirza Baihaqie for IDN Times)

Jakarta, IDN Times - Budidaya kopi di Indonesia didominasi oleh perkebunan kopi rakyat, bahkan dengan persentase 96,1 persen.

Sebagai negara yang memiliki produksi kopi terbesar nomor empat di dunia, maka budidaya kopi di perkebunan rakyat perlu dipertahankan, bahkan ditingkatkan.

Salah satu budidaya kopi rakyat ada di Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Temanggung, di atas lahan Perhutani seluas 4 ribu hektare (ha). Di kawasan itu, pelaku budidaya kopi menghasilkan 250 kg green bean per hektare per tahun.

Perhutani menilai, angka itu masih sangat kecil, sehingga perlu ditingkatkan. BUMN melalui PMO Kopi Nusantara, menyediakan berbagai fasilitas untuk meningkatkan produktivitas budidaya perkebunan kopi rakyat, yakni pendampingan teknis yang intensif.

“Targetnya, separuh dari lahan yang saat ini dimanfaatkan oleh Petani bisa kita berikan intervensi bersama dengan stakeholders di PMO Kopi Nusantara,” kata Direktur Operasi, Natalas Anis Harjanto yang mewakili Perhutani selaku koordinator program PMO Kopi Nusantara di Jawa Tengah dikutip dari keterangan resmi, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga: Pengusaha Kopi di Palembang Merana, Cari Biji Kopi ke Luar Daerah

Baca Juga: 5 Agrowisata Kopi di Bali untuk Belajar Membuat hingga Menikmati Kopi

1. Perkebunan kopi rakyat dapat pasokan pupuk harga murah demi dongkrak produksi

Perhutani, Pupuk Kalimantan Timur (PKT), BNI, PTPN, hingga BUMN lain memberikan fasilitas bagi perkebunan kopi rakyat untuk bisa meningkatkan produktivitas. (dok. Perhutani)

Direktur Pemasaran PTPN Holding sekaligus Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro mengatakan peningkatan produktivitas kopi rakyat pun telah menjadi fokus utama berbagai pemangku kepentingan.

“Intinya, usaha kita adalah bagaimana kopi rakyat yang menyumbang 96,1 persen dari produksi nasional bisa terus meningkat dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik bagi petani,” ujar Dwi Sutoro.

Adapun peningkatan produktivitas melalui pendampingan teknis meliputi penyediaan akses terhadap pupuk yang difasilitasi oleh Pupuk Kalimantan Timur (PKT).

Petani melalui Kelompok Tani atau Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) bisa mendapatkan harga distributor yang lebih rendah dari harga pupuk di pasar. Pupuk Kalimantan Timur juga akan memberikan rekomendasi pemupukan sesuai dengan kondisi unsur hara tanah melalui proses uji laboratorium.

Selain itu, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) juga akan melakukan pendampingan dari sisi budidaya. Puslitkoka merupakan lembaga penelitian kopi tertua di Indonesia yang telah memiliki pengalaman selama ratusan tahun dalam ekosistem bisnis kopi.

Pendampingan budidaya dilakukan mengacu pada prinsip good agricultural practices (GAP) yang sesuai dengan standar internasional.

Baca Juga: Dukung Industri Kopi, Pemko Medan Janji Berikan Kemudahan Izin

2. Perkebunan kopi rakyat diberikan kemudahan akses pembiayaan

Perhutani, Pupuk Kalimantan Timur (PKT), BNI, PTPN, hingga BUMN lain memberikan fasilitas bagi perkebunan kopi rakyat untuk bisa meningkatkan produktivitas. (dok. Perhutani)

Lebih lanjut, BNI juga akan memberikan sosialisasi meningkatkan literasi keuangan produsen kopi rakyat, terutama terkait skema pembiayaan produksi kopi. BNI juga memberikan akses pembiayaan, yang bisa digunakan untuk budidaya maupun pengolahan pascapanen sesuai dengan kebutuhan petani di lapangan.

Pengajuan pembiayaan bisa dilakukan melalui Agen 46 yang tersebar di setiap desa. Selain itu, BNI juga melakukan pendampingan berupa business matching agar kopi rakyat Go Global melalui program Xpora.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya