Duh, Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Ganggu Impor Gandum ke RI!
Ukraina importir terbesar kedua gandum ke RI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Impor gandum Indonesia sebagian besar berasal dari Ukraina. Ketegangan militer antara Ukraina dan Rusia pun diprediksi akan mengganggu aktivitas perdagangan dengan Indonesia, terutama impor gandum.
Badan Pengkajian dan Pengembangan (BP3) Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, pada 2021 impor gandum Indonesia mencapai 3,55 miliar dolar Amerika Serikat (AS), naik 35,64 persen secara year on year (yoy). Secara volume, impor gandum Indonesia pada 2021 mencapai 11,48 juta ton, naik 11,47 persen (yoy).
Pada 2021, Ukraina menjadi negara pemasok gandum terbesar ke-2 ke Indonesia, dengan kontribusi 25,91 persen setelah Australia yang berkontribusi sebesar 41,58 persen.
"Konflik ini dapat menimbulkan disrupsi pasokan Gandum dunia, mengingat Ukraina dan Rusia merupakan negara utama eksportir gandum ke dunia. Indonesia yang merupakan net importir serealia gandum yang mayoritas impornya berasal dari Ukraina diproyeksikan tidak akan bebas dari dampak disrupsi ini," kata Kepala BP3 Kemendag, Kasan Muhri kepada IDN Times yang dikutip Minggu, (27/2/2022).
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina, Ini Kontribusi Mereka terhadap Ekspor Dunia
Baca Juga: Apa Dampak Perang Rusia-Ukraina di Afrika?
1. Konflik Rusia vs Ukraina bisa bikin harga CPO melonjak!
Tak hanya itu, bagi Indonesia, kenaikan harga energi akibat dampak konflik Rusia-Ukraina akan menyebabkan harga komoditi ekspor seperti minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan turunannya akan meningkat di pasar global. Hal ini di satu sisi akan meningkatan ekspor Indonesia dari sisi nilai, namun juga dapat menyebabkan tekanan terhadap ketersediaan minyak goreng di dalam negeri akibat tingginya harga CPO yang merupakan bahan baku minyak goreng.
Di sisi lain, Ukraina memiliki peran penting sebagai eksportir minyak nabati (HS 15) dunia yang berasal dari bunga matahari (sunflower oil). Pada 2020, nilai ekspor minyak nabati Ukraina mencapai 5,76 miliar dolar AS, berada di peringkat ke-3 dunia setelah Indonesia dan Malaysia yang merupakan negara pengekspor minyak nabati terbesar dunia yang berasal dari minyak sawit.
Dengan demikian, konflik tersebut bisa mengganggu keberlangsungan pasokan sunflower oil ke dunia.
"Terganggunya pasokan minyak nabati yang berasal dari sunflower akan semakin melambungkan harga minyak nabati yang berasal dari Sawit," tutur Kasan.