TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gonjang-ganjing Ekonomi Global, Dana Asing Bakal Cabut dari RI?

Ada aliran dana asing keluar dari RI lewat SBN

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi. (dok. Tangkapan layar/IDN Times Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pelemahan ekonomi global akan berdampak pada Indonesia, termasuk pasar modal.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengatakan aliran dana asing sudah ada yang keluar dari Indonesia (capital outflow), terutama dari instrumen surat berharga negara (SBN).

"Untuk saat ini capital outflow itu lebih banyak kepada SBN ya," kata Inarno dalam Konferensi Pers Prioritas Kebijakan dan Penguatan Pengawasan Pasar Modal, Jumat (14/10/2022).

Baca Juga: Jos! OJK Ungkap Ada Puluhan Perusahaan Mau IPO

1. Aliran dana asing masih masuk ke RI lewat bursa saham

ilustrasi suntikan dana (IDN Times/Nathan Manaloe)

Meski begitu, menurut Inarno, masih banyak aliran dana asing yang masuk melalui bursa saham. Menurut data RTI, investor asing masih melakukan aksi beli bersih sebesar Rp72,06 triliun sejak awal tahun hingga hari ini.

"Kalau untuk yang saham itu masih sampai year-to-date masih capital inflow, jadi itu yang good news-nya untuk saham," ujar dia.

Akan tetapi, dia mengatakan OJK bersama Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan, dan juga kementerian/lembaga lainnya tetap berupaya menahan aliran dana asing keluar dari Indonesia.

"Tentunya bagaimana untuk menanggulangi capital outflow secara keseluruhan. Itu memang tidak hanya dari pasar modal ya. Tentunya ini banyak sekali kaitannya, mengapa capital outflow saat ini berjalan terutama untuk yang SBN. Tentunya spread, yield yang berbeda itu memang tak bisa ditahan. Tapi tentu pemerintah sudah memperhitungkan segala konsekuensinya ya," ujar Inarno.

2. OJK sebut kinerja pasar modal Indonesia masih kuat

Ilustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, dibandingkan negara-negara lain, Inarno mengatakan kinerja pasar modal Indonesia masih kuat, bahkan tumbuh 5,43 persen (ytd).

"Kalau kita lihat ya negara-negara tetangga seperti Singapura saja sudah 0,6 persen. Apalagi Amerika itu sudah minus hampir 20 persen. Saat ini kita ini masih merupakan pasar modal yang menarik dari dalam negeri pun maupun dari luar negeri," tutur Inarno.

Baca Juga: OJK Targetkan Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 10 Juta di Akhir 2022

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya