TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Emas Turun Tipis Jelang Akhir Pekan, Cek Rinciannya

Harga emas hari ini turun Rp1.000

ilustrasi emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Harga emas hari ini, Jumat (19/8/2022), yang diproduksi PT Aneka Tambang atau Antam turun Rp1.000 menjadi Rp974 ribu per gram.

Sementara itu, harga buyback yang dirilis situs logammulia.com stagnan di Rp839 ribu per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: Waspada! Ini 5 Rayuan Gombal Penipu Investasi Emas Bodong

Baca Juga: Bappebti Rilis Aturan Baru, Investasi Kripto Lebih Aman?

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp537 ribu.
  • Harga emas 1 gram: Rp974 ribu.
  • Harga emas 2 gram: Rp1,888 juta.
  • Harga emas 3 gram: Rp2,807 juta.
  • Harga emas 5 gram: Rp4,645 juta.
  • Harga emas 10 gram: Rp9,235 juta.
  • Harga emas 25 gram: Rp22,962 juta.
  • Harga emas 50 gram: Rp45,845 juta.
  • Harga emas 100 gram: Rp91,612 juta.
  • Harga emas 250 gram: Rp228,765 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp457,32 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp914,6 juta.

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Baca Juga: Ternyata! Lebih Banyak Investor Lokal yang Minat Investasi di IKN

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya