TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jos! Pelanggan PLN Naik 3 Juta Sepanjang 2022 

Penjualan listrik naik 6,17 persen di 2022

Petugas PLN memeriksa keandalan jaringan listrik. (dok. PLN)

Jakarta, IDN Times - Jumlah pelanggan PLN makin bertambah, naik 3 juta pelanggan baru sepanjang 2022. Total pelanggan PLN sepanjang 2022 mencapai 85,28 juta.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan penambahan pelanggan baru itu dilakukan beriringan dengan upaya peningkatan pelayanan, misalnya melalui aplikasi PLN Mobile.

"Untuk pelayanan pelanggan kami membangun PLN Mobile. Rating-nya terakhir adalah 4,8. Download-nya lebih dari 36 juta, setiap hari tambahan download-nya 100 ribu," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (8/2/2023).

Baca Juga: Sub Holding PLN akan Membangun PLTS untuk IKN Nusantara

Baca Juga: Komitmen PLN dalam Mengaliri Listrik ke Seluruh Lokasi 3T di Indonesia

1. Penjualan listrik PLN naik 6,17 persen sepanjang 2022

Ilustrasi Pelanggan PLN (Dok. PLN)

Selain itu, Darmawan juga menyampaikan total penjualan listrik sepanjang 2022, yakni mencapai 270,82 terawatt hour (TWh). Angka tersebut naik 6,17 persen dibandingkan tahun 2021, yakni 255,07 TWh.

"Untuk kondisi bagaimana kondisi kelistrikan di 2022 kami bisa laporkan dengan effort yang luar biasa dan pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih sehat dengan investasi yang mengalir cukup deras, maka penjualan listrik di tahun 2022 yang tadinya diprediksi hanya tumbuh 4,5 persen ternyata bisa tumbuh 6,17 persen," tutur Darmawan.

Baca Juga: Tarif Listrik PLN Tetap pada Triwulan Pertama Tahun 2023

2. Beban oversupply listrik berkurang lebih dari Rp40 triliun

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, saat mengunjungi PLTU Suralaya, Rabu (20/4/2022). (IDN Times/Ridho Fauzan)

Darmawan menyampaikan, PLN juga telah mengurangi beban kelebihan atau oversupply listrik lebih dari Rp40 triliun. PLN masing menanggung beban oversupply listrik karena ada skema Take Or Pay (ToP).

Darmawan mengatakan, pengurangan beban oversupply dilakukan salah satunya melalui pengurangan kontrak proyek listrik, serta mengundur kontrak melalui renegosiasi.

"Sebagian bisa kita batalkan (lelang proyek), kita kurangi, kemudian kita undur, kontraknya kita kurangi, yang kita sebut sebagai renegosiasi. Dimana, kami berhasil mengurangi beban Take or Pay Rp40 sekian triliun," tutur dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya