TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KCI Impor KRL dari China, Tiba di Indonesia Awal 2025

Ada tiga rangkaian kereta yang diimpor

Ilustrasi KRL (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Proses impor tiga rangkaian kereta rel listrik (KRL) untuk PT KAI Commuter atau KCI akan memakan waktu hingga 13,5-15 bulan.

Dihitung sejak penandatanganan kontrak impor pada 31 Januari 2024 lalu, maka diperkirakan KRL impor itu akan tiba di Indonesia secara bertahap, mulai Maret 2024.

“Paling cepat datangnya impor itu 13,5 bulan datang pertama di Indonesia. Jadi datang semuanya itu 15 bulan, tapi trainset pertama itu 13,5 bulan. Pengirimannya bertahap, gak sekaligus, karena satu trainset 12 car (gerbong),” ucap Corporate Secretary KCI, Anne Purba, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Baca Juga: Alasan KCI Impor KRL Baru dari China: Lebih Murah dan Spesifikasi Pas

1. KRL impor ditargetkan bisa beroperasi pada Mei 2025

Corporate Secretary PT KAI Commuter (KCI), Anne Purba. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Setelah tiba di Indonesia, KRL impor itu akan diuji coba oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Targetnya, pada bulan ke-16 atau sekitar Mei 2025, tiga rangkaian itu sudah bisa beroperasi.

“Targetnya itu adalah lulus uji dulu 4 ribu kilometer (km). Tapi targetnya dari 15 atau di bulan 16 sudah bisa melayani penumpang, jadi ada sertifikasi dari DJKA,” ujar Anne.

2. KCI pastikan KRL yang diimpor dari China memiliki spesifikasi yang dibutuhkan

Konferensi pers impor KRL baru PT KAI Commuter (KCI). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Anne mengatakan, KRL yang diproduksi CRRC Qingdao Sifang memenuhi spesifikasi teknis yang dibutuhkan. Selain itu, harganya juga lebih murah dibandingkan KRL produksi perusahaan Jepang, J-TREC, dan juga dua perusahaan Korea Selatan (Korsel), yakni Wojin dan Dawonsys yang menjadi pertimbangan.

“Ada spesifikasi teknis yang sangat mendekati ya dari CRRC. Karena dia memang produksi benar-benar sesuai kebutuhan kita. Kalau yang dari Korea, mayoritas mereka masih menggunakan alumunium. Kalau kita kan sudah stainless steel. Dan dari harga juga sangat kompetitif ya antara tiga negara ini,” ucap Anne.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya