TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masih Rugi Rp2,5 T Jelang IPO, Blibli Pede Untung dalam Waktu Dekat

Blibli IPO pada 7 November 2022

Konferensi pers penawaran umum saham perdana PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli (BELI) di Jakarta, Selasa (18/10/2022). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli (BELI) optimistis akan meraup keuntungan dalam waktu dekat.

Seperti yang diketahui, Blibli akan melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 7 November 2022 mendatang. Blibli IPO beriringan dengan integrasi perusahaan dengan Tiket.com dan Ranch Market, menjadi Blibli Tiket Group.

Di sisi lain, Blibli masih mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp2,5 triliun berdasarkan laporan keuangan pada semester I-2022.

"Jadi sebenarnya dengan tiga ini saja digabung, menjalankan omni channel dengan sinergi yang tinggi, itu kita lihat akan menjadi perusahaan teknologi besar di Indonesia yang akan berkelanjutan dan berlaba positif dalam waktu singkat. Kalau menjanjikan saya gak berani, tapi kalau dalam waktu singkat saya berani menjanjikan," kata CEO Tiket.com, George Hendrata dalam konferensi pers penawaran umum saham perdana di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (18/10/2022).

1. Integrasi Blibli Tiket Group bakal optimisasi bisnis

Salah satu aplikasi tiket.com. (Dok Humas Tiket.com)

Dalam kesempatan yang sama, CFO Tiket.com, Ronald Winardi mengatakan dari integrasi Blibli Tiket Group, akan terjadi optimisasi bisnis perusahaan. Sehingga, pihaknya meyakini bisa meraih keuntungan ke depannya.

"First half masih ada loses-nya, ke depannya yang kami inginkan lebih baik. Karena ke depannya banyak sekali proxy business model untuk bisnis-bisnis kami itu sudah profitable, dan sudah tbk, dan cukup besar," kata Ronald.

2. Pengeluaran perusahaan akan lebih efisien

Konferensi pers penawaran umum saham perdana PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli (BELI) di Jakarta, Selasa (18/10/2022). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Lebih rinci, dari sisi pengeluaran perusahaan pun diyakini akan lebih efisien setelah melakukan integrasi. Ronald mengatakan, pengeluaran untuk diskon dan marketing pun sudaqh turun.

"Diskon sudah turun lumayan jauh, dari 7 persen 2019, first half (2022) sudah tinggal 2 persen. Marketing pun sama dari 6 persen sudah turun ke 3,6 persen. Nah ke depannya dengan omni channel kita mau nurunin lagi. Harapannya kita bisa mencapai titik breakeven atau profitable," kata Ronald.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya