TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Membuka Pekan, Harga Emas Turun Tipis

Harga emas dan buyback turun Rp1.000

ilustrasi emas (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Harga emas yang diproduksi PT Aneka Tambang atau Antam pada Senin (29/5/2023), turun Rp1.000. Harga emas hari ini menjadi Rp1,047 juta per gram.

Begitu juga dengan harga buyback hari ini yang dirilis situs logammulia.com, turun Rp1.000 menjadi Rp939 ribu per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: 4 Perbedaan Emas Muda dan Emas Tua, Catat Sebelum Membeli

Baca Juga: Emas Investasi Primadona, Begini Syarat Jadi Pedagang Emas Online 

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp573,5 ribu.
  • Harga emas 1 gram: Rp1,047 juta.
  • Harga emas 2 gram: Rp2,034 juta.
  • Harga emas 3 gram: Rp3,026 juta.
  • Harga emas 5 gram: Rp5,01 juta.
  • Harga emas 10 gram: Rp9,965 juta.
  • Harga emas 25 gram: Rp24,787 juta.
  • Harga emas 50 gram: Rp49,495 juta.
  • Harga emas 100 gram: Rp98,912 juta.
  • Harga emas 250 gram: Rp247,015 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp493,82 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp987,6 juta.

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Baca Juga: Mengenal Produk Emas Antam yang Cocok untuk Investasi 

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return. "Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi," kata Andy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya