Pedagang di Sulteng Jual Migor Curah Rp14.500, Dikemas Pakai Botol
Harga di atas HET buat tutupi modal kemasan botol
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan alias Zulhas meninjau pergerakan harga minyak goreng curah di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Dalam kunjungan itu, Zulhas menemukan ada pedagang yang menjual minyak goreng curah seharga Rp14.500 per liter, selisih Rp500 dari harga eceran tertinggi yakni Rp14 ribu per liter.
"Saya berangkat dari Jakarta pukul 02.00 dini hari. Sampai Donggala pagi-pagi sekali untuk memastikan apakah harga minyak goreng curah di Donggala sudah sesuai HET pemerintah atau masih tinggi,” ujar Zulhas saat berkunjung ke Pasar Toaya di Donggala, seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (30/6/2022).
Baca Juga: Beli Migor Curah Rp14 Ribu Dibatasi, Anak Buah Luhut: Bisa Pinjam NIK
1. Selisih dari HET untuk tutupi modal kemasan botol
Menurut Zulhas, sebagian besar harga minyak goreng curah di Pasar Toaya sesuai HETM yakni Rp14 ribu/liter. Namun, harga minyak goreng kemasan mengikuti harga keekonomian.
“Setelah langsung turun ke Pasar Toaya ini, senang rasanya harga minyak goreng curah stabil sesuai HET. Hanya saja kalau minyak goreng kemasan bermerek itu tentu mengikuti nilai keekonomian. Hal yang pasti, pemerintah memastikan minyak goreng murah untuk rakyat terus terjaga ketersediaannya,” tutur Zulhas.
Terkait pedagang yang menjual minyak goreng curah Rp14.500 per liter, minyak goreng curah itu dijual dalam kemasan botol-botol plastik. Adapun selisih Rp500 dari HET digunakan untuk menutupi biaya pengepakan botol plastik.
“Rp500 adalah harga botolnya, sedangkan harga minyaknya tetap Rp14 ribu/liter," ucap Zulhas.
Baca Juga: Pembelian Migor pakai PeduliLindungi Bakal Diuji Coba di Surabaya