TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kurs Mata Uang Turki Anjlok, Ini Seruan Presiden Erdogan

Salah satu penyebab karena Trump menaikkan tarif impor baja

twitter.com/SputnikInt

Ankara, IDN Times - Perekonomian Turki sedang berada di fase terendahnya. Lihat saja, nilai Turki Lira terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menginjak titik terendah sepanjang satu dekade terakhir. Pada Senin (13/8), nilai dolar terhadap Lira berada pada level 6,81.

Penyebab melemahnya nilai tukar Lira terhadap dolar disulut oleh hubungan Ankara-Washington yang terus memburuk. Apalagi, baru-baru ini Presiden AS, Donald Trump telah menaikkan tarif impor terhadap impor baja dari Turki.

Menanggapi kejatuhan ekonomi itu, Menteri Ekonomi Turki, Berat Albayrak menyampaikan bahwa pemerintah akan mengambil sejumlah langkah yang tepat untuk membawa Turki terlepas dari krisis. 

"Kami akan mengambil langkah yang dibutuhkan dan akan mengumumkannya kepada pasar. Seluruh rencana kami sudah diperhitungkan dan siap dijalankan. Ini adalah tanda yang jelas untuk sebuah serangan, sebuah tantangan," kata Albayrak.

Lantas, imbauan apa yang diserukan oleh Erdogan sebagai orang nomor satu di Turki menghadapi situasi krisis ini?

1. Erdogan minta dolar dan Euro yang ada ditukar ke Lira

ANTARA FOTO/Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via REUTERS

Diwartakan dari The Guardian, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyeru kepada masyarakat supaya dolar dan Euro yang mereka miliki ditukar terhadap Lira. Ia menyebut ini sebagai "Perang Kemerdekaan" untuk menyelamatkan ekonomi Turki. 

"Jika ada dolar di bawah bantal, keluarkan! Jika masih ada Euro, ambil itu semuanya. Segera berikan ke bank dan tukarkan dengan Turki Liar. Dengan melakukan itu, kita telah bertempur untuk perang kemerdekaan dan masa depan," seru Erdogan. 

Baca Juga: Melemah di Senin Pagi, Rupiah Tembus Rp14.600/Dolar

2. Masyarakat diminta tetap tenang

elobservador.com.uy

Terkait merosotnya nilai tukar Lira, Erdogan meminta supaya masyarakat tetap tenang. Ia juga menegaskan bahwa apa yang terjadi merupakan dinamika ekonomi yang wajar. 

"Negara ini tidak runtuh, apalagi hancur atau bangkrut atau dalam krisis. Ini hanya fluktuasi (ekonomi biasa)," tambah dia sebagaimana dilansir dari Haaretz. 

Baca Juga: Karena Trump, Hubungan Antara Turki-Amerika Serikat Menjadi Tegang

Baca Juga: Karena Trump, Hubungan Antara Turki-Amerika Serikat Menjadi Tegang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya