TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hukum Permintaan dan Penawaran: Bunyi, Kurva, dan Contohnya

Simak juga faktor yang memengaruhinya

ilustrasi pasar (pexels.com/freestockpro)

Hukum permintaan dan penawaran merupakan konsep dasar dalam ilmu ekonomi. Bagi kamu yang saat sekolah atau kuliah belajar ilmu ekonomi, tentu sudah tidak asing dengan konsep ini.

Konsep dasar ini melihat hubungan antara produsen dan konsumen. Keduanya memiliki beberapa perbedaan yang cukup mendasar. Apa saja perbedaan hukum permintaan dan penawaran? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

1. Bunyi hukum permintaan dan penawaran

Ilustrasi pasar (pixabay.com/photomix-company-1546875)

Secara bunyi, keduanya sudah berbeda. Bahkan, keduanya bertolak belakang. Bunyi hukum permintaan cenderung berbanding terbalik, sedangkan hukum penawaran berbanding lurus.

Bunyi hukum permintaan

Bunyi hukum permintaan adalah "Jika harga barang atau jasa turun, maka jumlah permintaan akan naik." Begitu pula sebaliknya, jika harga barang atau jasa meningkat, maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut pun akan turun.

Maksudnya, jika harga barang atau jasa menurun, berarti banyak masyarakat yang membutuhkan barang atau jasa tersebut. Hal itu akan seiring dengan produsen yang akan lebih banyak memproduksi barang atau jasa tersebut.

Bunyi hukum penawaran

Sedangkan bunyi hukum penawaran adalah "Jika harga barang atau jasa meningkat, maka jumlah penawaran akan meningkat pula."

Sebab, bagi produsen yang menjalankan bisnis, keuntungan menjadi prioritas utama. Jika produsen melihat harga barang di pasaran meningkat, maka ia bisa meningkatkan produksinya lebih banyak lagi karena dapat berpeluang menjadi ladang cuan.

Begitu juga sebaliknya, jika produsen melihat harga di pasaran menurun, maka ia akan menurunkan kapasitas produksinya untuk ditawarkan ke pasar.

2. Contoh hukum permintaan dan penawaran

Seorang anak mencoba permainan latto-latto yang dijual di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (6/1/2023). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.

Setelah memahami konsep dasar dari hukum permintaan dan penawaran, berikutnya mengetahui contoh dari keduanya.

Contoh hukum permintaan

Contohnya, tren mainan lato-lato. Harga lato-lato saat ini makin murah karena makin banyak orang yang ingin membelinya atau permintaan terhadap mainan tersebut cenderung meningkat.

Contoh hukum penawaran

Sedangkan contoh hukum penawaran, misalnya pedagang bakso yang awalnya menjual 50 porsi dalam sehari dengan harga per porsi Rp10.000. Lalu, tiba-tiba dagangannya ramai dan bisa bertahan selama beberapa bulan dengan penjualan 120 porsi dalam sehari.

Akhirnya karena beberapa faktor seperti biaya produksi dan ketersediaan sumber daya, ia harus menaikkan harga satu porsi bakso menjadi Rp12.000. Di sisi yang sama, ia berarti harus lebih banyak memproduksi bakso atau meningkatkan jumlah penawaran.

3. Kurva hukum permintaan dan penawaran

Kurva hukum permintaan dan penawaran (Dok. IDN Times/Yogama W)

Kurva hukum permintaan dan penawaran bisa kamu perhatikan pada gambar di atas.

Pada kurva hukum permintaan, hubungan antara harga dan jumlah barang bisa berbanding terbalik. Sedangkan pada kurva hukum penawaran, antara harga dan jumlah barang berbanding lurus.

Baca Juga: Hukum Penawaran dalam Ekonomi: Pengertian, Bunyi, dan Faktor

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya