TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tolak BBM Naik, Partai Buruh Minta Sri Mulyani Duduk Jaga Pom Bensin

Partai Buruh dan KSPI tolak kenaikan harga BBM

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. ANTARA/HO-Humas Kemenkeu/Faiz.

Jakarta, IDN Times - Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menolak keras rencana kenaikan harga BBM dalam waktu dekat. Dia juga mengkritisi pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, soal BBM subsidi jenis Pertalite dipakai orang kaya secara berlebihan.

"Sangat tidak tepat, Menteri Keuangan hanya bluffing-bluffing saja, yang menyatakan tingginya subsidi akibat orang kaya memakai BBM berlebihan," ujar dia dalam konferensi pers demo buruh yang rencana digelar 6 September 2022, Selasa (30/8/2022).

Baca Juga: Rencana BBM Naik, Hiswana Migas: Jangan Termakan Isu Tunggu Info Resmi

Baca Juga: Jokowi Naikan BBM Hari Ini, Ridwan Kamil: Jangan Terlalu Melonjak

1. Partai Buruh minta sejumlah menteri amati langsung ke pom bensin

Ilustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) ini meminta Sri Mulyani untuk mengamati langsung temuan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Selain itu, dia juga meminta kepada Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto untuk melakukan pengamatan langsung ke pom bensin.

"Ibu menteri ini harus nunggu di pom bensin sebaiknya, saran saya. Jadi jangan nyuruh orang. Ibu Menteri keuangan, Menteri Tenaga Kerja, Menko Perekonomian duduk di pom bensin," kata Iqbal.

"Adakah mobil orang kaya yang menggunakan Pertalite? Tidak lebih dua persen, mobil orang kaya menengah atas itu menggunakan Pertamax, gak usah diajarin. Itu tidak bersubsidi," sambung dia.

Baca Juga: Cegah Subsidi BBM Membengkak, Pengamat Sarankan 3 Cara Ini

2. Pernyataan Sri Mulyani seakan berpihak kepada orang kecil

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Iqbal menilai pernyataan itu seakan-akan ingin menggiring citra masyarakat, bahwa pemerintah berpihak kepada orang kecil. Padahal, kata dia, kebijakan yang dibuat justru merugikan.

"Kok nyalahin orang kaya seolah-olah berpihak kepada orang kecil, padahal kebijakannya merugikan orang kecil," ucap dia.

3. BBM bersubsidi justru digunakan masyarakat menengah ke bawah

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sementara itu, Iqbal menjelaskan berdasarkan temuan KSPI dan Partai Buruh di lapangan, BBM subsidi justru banyak dipakai oleh masyarakat menengah ke bawah.

Sehingga alasan yang dilontarkan Sri Mulyani dinilai tidak memahami kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan.

"Berdasarkan Litbang KSPI dan Partai Buruh, penggunaan BBM terbesar Pertalite dan Premium adalah menengah ke bawah. Catatan kami, pengguna sepeda motor dan angkutan umum itu 120 juta. Bagaimana mungkin kemudian dikatakan BBM bersubsidi banyak digunakan tidak tepat sasaran oleh orang kaya," tutur dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya