Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • LPS harus memiliki kesiapan dalam menghadapi krisis: Ketua DK LPS Anggito Abimanyu menekankan pentingnya kesiapan menghadapi krisis dan perlunya lembaga-lembaga pemerintah untuk rutin melakukan latihan protokol krisis.

  • Peningkatan kapasitas harus dilakukan secara optimal: Anggito menegaskan peningkatan kapasitas harus dilakukan secara berkelanjutan agar LPS tidak gagap saat menghadapi situasi darurat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2025–2030, Anggito Abimanyu menegaskan komitmen untuk melakukan perbaikan dan penguatan internal, terutama dalam aspek sumber daya alam (SDM), integrasi data, serta kebijakan yang berintegritas.

“Lembaga ini harus terus meng-improve ya, memperbaiki kualitas SDM-nya, kemudian memperbaiki integrasi data, memperbaiki integritas dari kebijakan, dan juga harus rutin melakukan latihan protokol krisis. Itu hal-hal mendasar yang harus dilakukan secara berkelanjutan,” ujar Anggito dikutip, Selasa (23/9/2025).

1. LPS harus memiliki kesiapan dalam menghadapi krisis

Kantor LPS I Medan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Tak hanya itu, Anggito menekankan pentingnya kesiapan menghadapi krisis dan perlunya lembaga-lembaga pemerintah untuk rutin melakukan latihan protokol krisis. Hal ini dianggap krusial sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas dan ketahanan kelembagaan.

“Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) harus melakukan latihan protokol krisis secara berkala. Itu yang harus dilakukan, terus di-improve,” ujarnya.

2. Peningkatan kapasitas harus dilakukan secara optimal

Nasabah BPR Jepara Artha, Achmad Chusairi (kiri) mengurus pembayaran klaim simpanan di bank pembayar (Bank BRI) yang ditunjuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jepara, Jawa Tengah, Rabu (5/6/2024). (IDN Times/Dhana Kencana)

Anggito menegaskan peningkatan kapasitas harus dilakukan secara berkelanjutan agar LPS tidak gagap saat menghadapi situasi darurat. Menurutnya, kesiapsiagaan yang baik akan membuat lembaga lebih tangguh dan mampu bertindak cepat dalam kondisi kritis.

“Sehingga nanti kalau misalnya ada hal-hal yang sudah ditangani, mereka sudah cukup siap," ujarnya.

3. Alasan mengikuti fit and proper test

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Prof. Anggito Abimanyu. (Dok. Istimewa)

Anggito mengatakan, stabilitas perbankan nasional saat ini cenderung baik, yang tercermin dari tidak adanya bank yang menjalani proses resolusi selama lima tahun terakhir. Namun demikian, ia menilai masih terdapat beberapa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) kecil yang perlu dilakukan resolusi.

Sementara itu, terkait alasannya mengikuti fit and proper test calon Ketua DK LPS, Anggito menyebut hal tersebut sebagai kombinasi antara motivasi pribadi dan bentuk penugasan. Ia mengungkapkan hanya memiliki waktu selama tiga hari untuk mempersiapkan diri mengikuti uji kelayakan tersebut.

"Mulai dari pengisian formulir, tes kesehatan, hingga menandatangani pakta bermaterai. Kemarin juga sempat diundang oleh Pak Menteri (Purbaya) selaku Ketua Pansel," ungkap Anggito.

Editorial Team