Ilustrsai ekonomi (Pixabay)
Indonesia telah mengambil langkah besar dalam meningkatkan kondisi keuangannya. Setelah sempat melampaui ambang batas defisit fiskal sebesar 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2020 dan 2021 karena pengeluaran terkait Covid-19, pemerintah Indonesia berhasil mempersempitnya menjadi 2,38 persen pada 2022, satu tahun lebih awal dari yang diproyeksikan.
Kesenjangan fiskal menyusut menjadi 1,65 persen pada 2023, di bawah proyeksi revisi sebesar 2,28 persen yang dibuat pada Juli tahun itu.
Managing Director Pacific Investment Management Co di Hong Kong, Stephen Chang mengatakan, Indonesia sangat disiplin dalam menjaga defisit fiskalnya di bawah ambang batas 3 persen, dengan pengecualian selama beberapa tahun selama Covid.
"Bahkan dengan pemerintahan baru, menurut kami beberapa kebijakan ekonomi ini akan terus berlanjut," ujarnya.
Asia Sovereign Strategist di Robeco Group, Philip McNicholas menambahkan, Indonesia dan India memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang tetap positif.
"Kedua negara memiliki prospek ekonomi jangka panjang yang menguntungkan. Masih banyak peluang yang dapat diraih, yang menawarkan ruang lingkup untuk meningkatkan prospek pertumbuhan lebih lanjut," ujarnya.