Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan dolar AS dipicu meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap ancaman resesi, menyusul saling balas tarif antara AS dan China.
"Dolar AS terpukul oleh meningkatnya kekhawatiran atas resesi AS, terutama karena Washington dan Beijing saling mengenakan tarif yang sangat besar," ujarnya.
Dia menyebut keputusan Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif terhadap China hingga 145 persen pada Kamis lalu, dibalas dengan tarif China sebesar 84 persen terhadap produk AS, memperburuk ketegangan dagang.
Menurutnya, para pelaku pasar mencemaskan dampak lanjutan dari kebijakan tersebut, terutama karena beberapa komoditas yang diimpor dari China sulit digantikan.
Meskipun Trump menunda penerapan tarif timbal balik terhadap negara lain selama 90 hari, konflik dagang dengan Tiongkok dinilai masih berpotensi mengganggu stabilitas perdagangan global.