Jakarta, IDN Times - AstraZeneca, perusahaan farmasi asal Inggris-Swedia pada Senin (21/7/2025) mengumumkan rencana investasi sebesar 50 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp815 triliun di wilayah AS hingga 2030. Langkah ini diambil untuk memperkuat sektor manufaktur dan penelitian mereka di tengah rencana tarif perdagangan tinggi dari pemerintahan Presiden AS, Donald Trump.
Rencana tersebut mencakup tarif hingga 200 persen untuk obat-obatan buatan luar negeri, dengan masa tenggang pemindahan produksi selama 12 hingga 18 bulan. Chief Executive Officer (CEO) AstraZeneca, Pascal Soriot, mengatakan, langkah ini menegaskan fokus perusahaan terhadap pasar AS.
“Pengumuman ini menggarisbawahi keyakinan kami pada inovasi bioteknologi Amerika dan komitmen kami kepada jutaan pasien yang membutuhkan obat-obatan kami di Amerika dan secara global,” ujarnya, dikutip dari Euro News.