Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20250624_122248.jpg
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • Pemerintah mengantisipasi gangguan di Selat Hormuz untuk menjaga pasokan minyak dunia.

  • Impor minyak RI tidak hanya bergantung pada Selat Hormuz, tetapi juga berasal dari Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.

  • Pemerintah fokus meningkatkan produksi minyak nasional sebagai langkah strategis menjaga ketahanan energi nasional.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan akan menggelar rapat dengan PT Pertamina (Persero) untuk membahas langkah-langkah menjaga ketersediaan energi nasional. Hal itu disampaikan Bahlil di sela acara Jakarta Geopolitical Forum ke-9 "Geoeconomic Fragmentation and Energy Security" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2025).

"Saya besok juga ada rapat dengan Pertamina untuk membahas berbagai langkah-langkah taktis dalam menghadapi dinamika global, khususnya kepada ketersediaan energi kita," ujarnya.

1. Untuk mengantisipasi potensi gangguan di Selat Hormuz

Selat Hormuz (Dok. Forbes)

Pemerintah menindaklanjuti potensi penutupan Selat Hormuz yang merupakan jalur pelayaran strategis bagi ekspor minyak dari negara-negara Teluk. Sekitar 20 persen pasokan minyak mentah dunia melintasi selat tersebut.

"Karena menyangkut dengan Selat Hormuz ini harus kita hitung baik," ujarnya.

2. Impor minyak RI tak bergantung penuh pada Selat Hormuz

ilustrasi kapal tanker Pertamina International Shipping (dok. PIS)

Bahlil menjelaskan sebagian besar impor minyak Indonesia berasal dari kawasan Afrika dan Amerika Latin, mengingat Pertamina memiliki sejumlah blok migas di wilayah tersebut. Selain itu, impor juga datang dari Timur Tengah.

Sementara itu, berapa besar volume impor minyak yang dilakukan Indonesia melalui Selat Hormuz, Bahlil menyatakan masih akan mengeceknya lebih lanjut.

"Impor kita itu banyak, itu juga dari Afrika, Amerika Latin, karena beberapa sumur-sumur minyak Pertamina ada di sana. Kemudian beberapa Timur Tengah. Tapi nanti berapa pastinya saya akan cek," paparnya.

3. Pemerintah fokus tingkatkan produksi minyak nasional

Pekerja HSSE Pertamina menjaga proses pembangunan Refinery Development Masterplan (RDMP) Kilang Pertamina. RDMP menjadi salah satu program dengan serapan TKDN. (dok. Pertamina)

Bahlil menegaskan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen meningkatkan produksi minyak atau lifting sebagai langkah strategis menjaga ketahanan energi nasional.

"Memang ini pekerjaan berat. Ini pekerjaan yang agak panjang. Tapi harus kita lakukan. Negara kita kalau kita mau kuat, maka kita harus mengoptimalkan seluruh konteks sumber daya alam kita dalam mengisi kebutuhan nasional kita," tambahnya.

Editorial Team